kepada ukhti ...

Assalamu'alaikum wr. wb.
bismillah...
ba'da tahmid wa shalawat.

Pa kabar ukh? semoga iman kita terus membuncah. Allahu Akbar.

Maaf baru email.
Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan terkait kondisiku dan ta'aruf yang kita jalani. Semoga Allah memberi barakah dan bashirah-Nya pada kita semua atas langkah yang kita ambil.

Beberapa hal adikku tercinta Ratna dan Ummi telah tau akan sikap yang kupilih sebagaimana mereka pun tau siapa seorang Maringan Wahyudianto. Anak dari pinggiran kota Medan, hitam, bengal, miskin, masih 'cinta' dunia, yang secara psikologis bertipe koleris-melankolis, ingin dicintai tapi sulit mencintai.

Tepat dengan sajak Toto ST. Radik pada diriku.
selembar daun jatuh terguling ke jalanan
selembar daun jatuh terkulai sendirian
selembar daun jatuh terisak kesepian
selembar daun jatuh terempas dari kehidupan


Kondisi qalbu yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : “Man Jadda Wa Jadda” (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).

Lama kurenungi dan akhirnya kumantapkan dengan menghentikan proses ta'aruf ini. Maaf sebelumnya, tapi inilah kenyataan yang harus kuputuskan segera mungkin walaupun akhirnya cukup lama untuk itu, Murabbiku pun telah memperingatiku beberapa kali agar ada kejelasan, jangan sampai menggantung, tidak muncul pengharapan, komitmen, dan rasa memiliki.
Telah kuadukan pula masalah ini pada sodara-sodara terbaikku dari Medan, mbakku di Wonosobo, beberapa temen pendaki.
Akhirnya aku telah memutuskan.

Pertama, sikapku jelas atas jodoh, jabbariyah-ku terlalu kuat. aku pasrah saja namun tatkala ada yang menghampiri aku bimbang. bukan tanpa alasan memang. aku tidak pernah mengutarakan ini, Ummi pun baru tau. Makanya semua kupasrahkan saja pada prinsip Jabariyah-ku.

Kedua, aku sedang tidak terburu-buru sekali dan beberapa targetku tampaknya meleset. amanahku di KAMMI DIY belum bisa selesai dalam waktu dekat, kalaupun mundur belum ada pengganti yang tepat. Pun demikian di partai, sampai Mei, aku harus tetap di Jogja. Dan aku berkeinginan pula ke Kalimantan atau Papua, kuingin jelajahi Nusantara, tiap gunungnya. Watakku Koleris, maka sulit tawar-menawar dengan impianku yang kuletakkan 5cm di depan keningku.

"Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.

Tak perlu banyak yang kusampaikan. Sekali lagi maaf. Khauf, raja', mahabbah hanya tertuju pada-Nya, Sang Maha Terkasih. Tempat kembalinya segala sesuatu. Bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak. Amin...


jiwa kita tak dapat ditapakkan di satu tempat
karena jiwa kita tercipta dari kisah-kisah,
lamunan, igauan, mimpi, lumut, batu, rawa,
laut, pasir, karang, awan, gunung, belantara,
matahari, bulan... dan wajah kita sendiri
biarkan jiwa kita mengelana di setiap langkah!
(Toto ST Radik)

Wassalam Wr. Wb.
B-07, 22 Januari 2009

Maringan Wahyudianto
READ MORE [...]

Sesaat Tuk Ta'aruf


7 des 08
tadi pagi aku ditelp ummi. memperkenalkan seorang wanita
entahlah aku ga knal yang jelas. anehnya, biasanya ummi juga ga ngasi ijin aku nikah cepat2.
sudahlah pikirku. dan adikku memperkenalkanku dengan perempuan itu. tentunya via sms.
kupikir-pikir kenapa ga aja ya...
aku pun mulai serius.
aku sms adikku.
darinya aku dapat info yang sedikit banyak tentang perempuan itu.

malam itu aku langsung minta no hp perempuan itu.
dan kuketahui namanya.

aku sms dia, dengan perkenalan standar.
anehnya aku merasa seperti terjebak permainan saja. alam bawah sadarku berbeda kali ini.

malam itu aku sedang berkumpul dengan teman2 pogung, menikmati sate.
aku sepat bercerita hal ini dengan teman2ku."seperti membeli kucing dalam karung" jawab temanku.
entahlah. aku senang dengan "proses" yang kujalani.

aku berpikir ini sekedar perkenalan.

sms-nya "kenapa antum mau ta'aruf"
tak terjawab olehku seketika. aku berpikir dan kujawab "ini bagian dari planning hidup"

8 des 08
aku berpikir untuk tak berhubungan dulu.

9 des 08
aku hanya via sms menanti foto.
smsku semua melalui adikku saja.
dan kutekankan agar ortu ga tau dulu.

aku bercerita dengan bowo
aku sms-an dengan mb eva.

10 des 08
hari ini hari yang aneh. aku telp dia yang sedang bersama adikku. hampir 1 jam.
bener2 taaruf. begitu banyak petanyaan yang aku keluarkan begitupun dia.
dari telp itu kurasakan, kebimbangan.

email dari adikku yang memuat fotonya ga ada pula.
aku mulai bimbang karena di lain hati, aku masih ingat pada seorang perempuan.

tapi proses ini telah berjalan.
aku harus mengubur dulu wajah2 mereka.

malam ini kutelp pipin, sahabat baekku, yang sekarang di batam.
karena kutau mereka pernah 1 sekolah.

jawaban pipin membuat keraguanku makin besar untuk melanjutkan proses ini.
mungkin aku masih ingin melihat tampilan fisik.

pipin, sahabatku.
kau sodari terbaikku, aku sayang padamu.

anehnya, 2jam kemudian aku mendapat sms darinya.
tgl 14 desember 2008, datanglah di resepsi pernikahanku.

terkejut, aku membaca sms itu berulang-ulang.
aku membalasnya.bukan dengan doa.
tapi pertanyaan ttg berita itu.

mendadak, pin.
kenapa?
apa kau cemburu?

bukankah kita hanya sahabat. we've truly friendship.
READ MORE [...]

Catatan Harian Lama

ahad, 24 juni 2007 @ LP PL Indah

emang enak abis makan2 di B 07 langsung ngacir ke LP. ktemu kawan2 bisa buyarin smua trauma,
stress, bete. yap, kangen ngumpul bicarain kuliah, kampus, cewek, ortu, nikah deelel.
sayang dua sodara ga ada, klo ada pasti makin rame.
inget kata-kata salah satu sodara sewaktu mo pulang. "emang susah hidup di dua dunia, berat konsekuensinya klo harus memilih salah satu". kata2 itu tajem banget.
"pengennya nikah sama akhwat nyatanya bisa apa".
hahaha... kami tertawa ngakak.

seandainya bisa kembali, mungkin lebih baik memilih berada di jalanan. inget novel Ali Topan 1 dan 2. dulu pengen banget kayak dia. dengan dji sam soe di tangan, hidup kayak surga, baca buku apa aja, maen kemana aja, pacaran, bebas! born to be free, semboyan itu tampaknya sekarang punya dua orang doang. iri dengan kalian, tapi kalian malah iri juga. ga jelas. sekarang nyatanya ga mungkin balik. masih ada pilihan sih. tapi...
kucoba kembali stengah taon lalu ditengah kemuakan pada sistem, cara kerja, lingkungan, disiplin yang mengekang kebebasan. mundur dan kalah.
"lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan". kata2 gie ada benarnya saat ini. ato emang udah asing. ga taulah.
doktrin itu kuat, sampai kayaknya anak-anak ga bisa mikir, termasuk menjadi legitimasi alat kekuasaan. entahlah.

makasih kawan2 LP. kalian tempat kembali yang tepat. sayang belum bisa memutuskan gabung dengan kalian. masih melihat, kemungkinan mundur pelan-pelan sambil merangkak.
yah... antara kalian ato dunia yang sekarang.
benar, seharusnya nuku tau ada wilayah abu-abu. saat ini, akulah itu.


selasa, 26 juni 2007 @ B 07
jati diri... apa arti sebenarnya. mencoba membayangkan, menelaah. ato saat ini sepertinya mencoba mendefenisikan. seorang kawan menyatakan klo kita sedang mencari jadi diri. apa tujuan akhirnya. bentuk seperti apa yang dihasilkan jati diri. ato apa kemauannya. ga tau. ada yang mo diskusi.
pasti bingung juga karena kita ga punya budaya diskusi, mengkaji, bahkan berfilsafat. ga taulah. satu pendapat bagus kemaren terutarakan. "kita emang di wilayah abu-abu, masalahnya abu-abu terbagi lagi, dari yang gelap sampe yang terang, deket ke putih ato deket ke hitam".


rabu, 15 agustus 2007 @ ...
mungkin sebulan tidak berjumpa dengannya. masuk rumahnya dan duduk. tidak sampai hitungan ketujuh, dia keluar. anggun. pesona wanita kuat, tegar dan ...
ingin mengatakan bahwa malam ini dia berbeda, kamu cantik. ntahlah mungkin karena 'kerinduan' lama tidak bertemu. simpul senyummu, ah malu diri ini melihatmu. kadang menyesal, kenapa harus bertemu dikala kondisi buruk.
kamu berbeda. kamu kuat. kamu tegar. pilihan kamu... tenang. tak pernah berharap. biarlah ntah dengan siapa. jauh dirimu. jauh... jauh ... untuk tergapai.
sekali lagi maaf. delapan bulan yang lalu hari buruk buat kita. ntahlah... senyummu pahit dirasa. getir... kamu tau siapa yang benar, tapi kamu telah memilih. yah... milih yang kamu pikir salah. dan merasa terlanjur.
maaf, angkuh untuk berbicara langsung. sekali lagi maaf.



malam minggu, 13 April 2008 @ warung awan bengi

malam ini kita pada ngumpul di warung shisa favorit. setelah kuda sms ke aku dan affan di jemput kakek. sayang bung dian ga bisa ikut. sibuk ngurus skripsinya, katanya mo lulus mei. aku minta arief jemput aku di B-07. ga lama kita semua dah kumpul di lp pl. markaz besar para penjahat.

ga pake basa basi. kita berangkat.
warung sisha malam ini agak beda. ramai. banyakan anak-anak sma, perkiraanku. belum lagi duduk cari tempat kita dah disambut spg marlboro yang kece-kece dan imut2.
nongkrong agak lama sebelum shisa spesial pesanan 'kita' datang.
tapi kita ga mungkin bosan. diawali dengan obrolan tentang pelaksanaan sholat masing-masing, obrolan para wanita2 berjilbab yang lagi bershisa ria, sampai hubunganku dengan cewek fkg yang lagi jadiin aku bahan praktikum sampe pembahasan rencana pendakian gunung lagi. aku pengen bahas masing-masing ni obrolan yang konyol tentunya karena bumbunya tetap aja sama, seputaran "coli".

pertama, mengenai sholat, tampaknya beberapa makin rajin sholat, ada yang ke mesjid, ato tetap di rumah seperti biasa. yang aneh mungkin karena stress dengan skripsi ato karena mo kawin taon depan. hahaha...
"serasa beda klo lagi sholat, mendapat kesegaran dan ruh baru", kata kawan kuda yang juga berjulukan tempe bongkrek. aku gimana? pertanyaan ank2 masih ke aku palingan juga seputar keikutsertaan aku pada partai komunis islam. ck..ck..ck... partai yang aku diriin sendiri dengan bantuan ide awalnya si kuda. sholatnya? ehm... rahasia aja deh.
kedua, cewek2 berjilbab yang lagi bersisa ria. waduh kacau banget. obrolan dibuka dengan sikap arief the bruno yang menyatakan jilbab adalah kewajiban yang seharusnya diimbangi dengan tingkah laku.
"bagiku itu hanya untuk wanita yang dibilang akhwat-akhwat, soalnya untuk wanita yang di depan warung itu, jilbab hanya sekedar simbol saja" timpalku.

pendapatku dibenarkan semuanya kecuali arif mo debat diperpanjang, tapi pasti dia kalah karena realitas telah menangkap demikian. harus kita akui juga cewek-cewek itu cakep banget tapi kok... sudahlah kayak ga ada bahasan lain.

poin ketiga tentangku dan cewek fkg. ya ga ada hubunganlah paling sebatas pasien dan dokter ato peneliti dengan kelinci percobaannya. kambink tampak manyun dan ngomong "dia anak baek" kita juga tau kok, kan emang dia ga gila. sebagai ucapan terima kasih ntar aku mo kasi ucapan spesial ke dia. tapi rahasia deh biarin hanya diobrolan malam itu aja.
keempat, wacana ndaki lah. ke sindoro ato ke sumbing. janji arif ke kita pasca camping dulu di kali kuning. mudah-mudahan ga sekedar wacana.

ssst..... aku dapet telp dari ismailiyah, mesir. ternyata dek yuli. masih inget aja tu ranger denganku. jadi kangen... (off the record).


kamis, 16 April 2008 @ cewek fkg's kost
dia cantik sekali
asli coy...
'ya Rabb, aku hanya mengagumi ciptaan-Mu'
ngobrol apa aja ya...
rahasia!
yg jelas aku malah teringat 'mama'. pasti dia 'sedih' klo tau aku kayak gini.

kamis, 24 April 2008 @ nurul Barakah
aku liqa' lagi, aku lupa berapa kali ga berangkat ngaji. aku masih mas'ul. aku masih jadi big boss-nya.
aku kok aku malah teringat cewek fkg itu ya. dia pasti kelelahan abis nemenin sepupunya wisuda. tau ah...
kuhubungi dia abis maghrib.


jumat, 25 April 2008 @ cewek fkg's kost & mataram
janjian aku dengannya akhirnya terlaksana setelah kmrn dibatalin. keliling cari sepatu dan aku menerima pilihannya.
sempet dech dia marah karena aku ngebut dan nyalib ga jelas.
yang penting bisa minum es krim ditempat tongkrongan biasa.
tapi kejadian buruk terjadi.
kelakuan burukku ketauan. aku shock. tapi ya sudahlah.
aku ga mungkin berubah karena perempuan.
aku belum putusin. tapi kesimpulannya. aku akan melupakan.
aku mau melupakan. aku pasti melupakan. aku ga ingin mengingatmu.

btw para pembaca, jangan mikir yang aneh-aneh ya... klo ga jelas di-tabayun-kan saja.
aku laki-laki tanpa kepalsuan.
cayo...
READ MORE [...]

PURIFIKASI KAMMI DIY


“Jadi, kepada instruktur diberikan hak khusus dari kaderisasi untuk ikut Daurah Marhalah III”, kalimat keluar dari mulut Koordinator Instruktur Daerah. Luar biasa, malam ini dapat kukatakan malam paling ‘menjijikkan’ tapi sekaligus malam ilham. Begitu banyak pertanyaan yang selama ini berkelebat di kepalaku sedikit demi sedikit terjawab. Tentu saja terkait Dept. Kaderisasi termasuk Korps Instruktur Daerah.

Mereka terasa idealis dengan doktrin-doktrin yang dimilikinya. Punya aturan sendiri, yang kalau bukan anggotanya tidak akan tahu tentang sedang dan akan apa lagi yang dilakukan mereka. Kalau kalian ingin tahu apa yang mereka lakukan, bergabunglah! Kalian akan mendengar kalimat-kaliamat langit di Training For Instruktur. Applause!

Tapi maaf, bukan untukku. Aku terbiasa akan pengkhianatan, dan kebohongan. UGM misalnya, Kaderisasi KAMMI UGM dengan slogan, ‘totalitas tanpa batas’, bener gak sich. Gara-gara gender saja, sebuah keputusan bisa dibatalkan, sikap profesionalitas ditinggalkan. Kita dalam proses belajar. Gila!, perempuan tidak boleh jadi MCR (Master of Classroom). Detailnya lu tanya deh dengan mantan Kadept. Kastrat KAMMI UGM. Atau kader-kader yang ikut Daurah Marhalah I UGM hanya titipan agar bisa dipegang trus aktif di BEM atau lainnya. Kaderisasi, gitu deh, manut. Ibarat kata, KAMMI UGM seperti hewan peliharaan dan tentu saja ada pemeliharanya. Hahaha… sapa ya?

Pasca pertemuan itu aku mulai berpikir ulang tentang KAMMI, khususnya KAMMI DIY. Peranku di KAMMI aku akui masih minim. Pengkaderan yang kulakukan terhadap individu-individu di KAMMI belum sepenuhnya berhasil namun setidaknya orang-orang yang bersamaku telah memiliki idealism yang baik dalam pandanganku tentunya. Cara pandangku yang terkesan destruktif memang kubangun dari awal untuk menunjukkan banyak sisi kelemahan. Idealisme yang ditbangun teman-teman di instruktur awalnya baik, ini kudapatkan dari Koordinator Intruktur Indoor dan Ketua KAMMI DIY Bid. Humas. Namun sekali lagi pada level aksi, maka sama saja hasilnya dengan yang dilakukan semua departemen di KAMMI DIY termasuk departemen yang kupimpin.

Beberapa analisisku sering ku-sharing-kan dengan yang dipahami oleh beberapa teman instruktur. Hasilnya kepemimpinan dan menejemen eksekusi keputusan yang kacau balau. Pilihan berikutnya hanya melahirkan kekecewaan dibelakang. Benar atau tidak itu terserah penilaian kalian dan ini penilaianku.

Refleksiku terhadap kaderisasi KAMMI DIY sebenarnya sebuah harapan besar. Otoritarian yang hadir di KAMMI DIY mengindikasikan tergerusnya model asli gerakan KAMMI asal DIY. Kapasitas intelektual dan syura’ siyasi tertutup dengan model kepemimpinan semena-mena. Anehnya, teman-teman yang melakukan konfrontir tidak bersatu padu, masing-masing bergerak sendiri. Dan satu hal yang terbaca, pemikiran menganggap semua orang sama atau menjadi antek yang satu itu hadir. Seharusnya sebagai model gerakan mahasiswa Islam apalagi dengan kultur Yogyakarta, KAMMI DIY menerapkan pola klarifikasi (tabayyun) atas semua persoalan. Aku jadi ingat salah satu pesan Sekum KAMMI DIY yang mundur saat terakhir kali hadir di rapat BPH. Intinya dia meminta semua terbuka. Kuketahui jalan pemikirannya, dia menembak kawan-kawan yang ada pada saat itu.

Seperti yang kukatakan di atas, aku menaruh harapan besar pada Departemen Kaderisasi, departemen yang minimal harus diselamatkan dari ide politisasi gerakan. Korps Intruktur menurutku dapat menjadi gerakan besar untuk dapat menopang gerakan purifikasi KAMMI DIY. Mengembalikan kultur Yogyakarta masa lalu untuk tetap sinkron dengan masa kini dan depan. Pembangunan ideologi dan kapasitas intelektual dapat berkala dilakukan. Tim yang ada solid dan mudah diatur. Ini dapat menjadi role model yang bagus dan efektif untuk mengembalikan gerakan KAMMI DIY pada asholah-nya.

READ MORE [...]

STUDI SISTEM KADERISASI DALAM GERAKAN TARBIYAH

Sejarah dan Dinamika Gerakan Tarbiyah
Sekitar tahun 1980an sebuah gerakan dakwah menapakkan kakinya ditanah nusantara. Muassis gerakan dakwah ini mengatakan bahwa ia akan memulai gerakannya dari kampus dihadapan forum internsional. Benar saja, dalam waktu relatif singkat gerakan ini menjadi trend dikampus. Gerakan ini berkembang bak cendawan tumbuh di musim hujan. Sejak saat itu, muncul fenomena baru dikalangan masyarakat kampus. Sebagian dari fenomena itu ditandai dengan keberadaan lembaga dakwah kampus, jilbab, nasyid dan kajian-kajian keIslaman (halaqoh).

Meskipun secara khusus gerakan ini dimulai sejak tahun 80an, bukan berarti gerakan ini tercerabut dari akar sejarah gerakan Islam diIndonesia sendiri. Ide gerakan ini sebenarnya telah bersenyawa dengan gerakan Islam yang lahir di Indonesia. Tengoklah diera tahun 1940-1950an, gerakan Islam masuk dalam kancah politik bangsa. Seluruh gerakan dakwah Islam saat itu(Muhammadiyah, NU, Persis, SI dll,red-) menjadikan Masyumi sebagai payung sekaligus representasi politik umat Islam. Sehingga pada pemilu pertama di Indonesia, Masyumi tampil sebagai pemenang. Sebuah prestasi tersendiri bagi gerakan Islam. Masyumi adalah gerakan Islam pertama yang menang dalam pemilu ditengah merebaknya paham nasionalisme dan sosialisme komunisme di dunia. Tidak heran jika Hasan Al Banna bertandang langsung ke Indonesia untuk memberikan dukungan. Ikhwanul Muslimin bahkan menunjuk Abu Hamid Abun Nashr (kelak beliau yang menjadi mursyid am setelah Umar Tilmisani) untuk ”belajar” bagaimana Masyumi mampu masuk dalam pemerintahan dan sekaligus memimpin pemerintahan di Indonesia. Sejak saat itulah gerakan Islam di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan Ikhwan dan Hasan Al Banna. Inilah salah satu bukti sejarah, bagaimana gerakan Islam di Indonesia sangat terkait dengan gerakan Islam di dunia.

Dan, salah satu gerakan dakwah yang mewarisi pemikiran dan ide gerakan Ikhwanul Muslimin adalah Gerakan ini. Gerakan yang memulai pijakan awalnya dari kampus. Gerakan inilah yang saat ini dikenal dengan Gerakan Tarbiyah. Demikian disampaikan oleh (alm) ustadz Rahmat Abdullah (1), ketika memberikan keterangan pada pers ditengah-tengah deklarasi Partai Keadilan, tentang kaitan antara Tarbiyah dengan Ikhwanul Muslimin. Beliau mengatakan bahwa Tarbiyah mengambil inspirasi dari Ikhwanul Muslimin. Penyebutan tentang gerakan ini adalah gerakan Tarbiyah berawal dari ciri gerakan yang menekankan pada tarbiyah (pembinaan) bagi seluruh kadernya.

Dalam perkembangannya, Gerakan Tarbiyah menetapkan empat mihwar (tahapan) untuk merealisasikan tujuan dakwahnya. Tahapan yang pertama adalah mihwar tandhimi. Mihwar ini adalah fase kaderisasi. Fase ini dimulai sejak gerakan ini berdiri sampai tahun 1990an. Titik tekan dalam fase ini adalah bertambahnya jumlah kader yang akan mengusung dakwah. Aspek pembinaan menjadi inti dalam gerakan. Mihwar berikutnya adalah sya’bi. Mihwar sya’bi adalah fase sosialisasi gerakan dengan masyarakat. Pada tahapan ini gerakan mulai membuka diri dan berinteraksi dengan dinamika masyarakat. Mulailah gerakan tarbiyah muncul dalam bentuk yayasan dakwah dan pendidikan yang didirikan oleh kader-kadernya diseluruh Indonesia. Yayasan inilah yang sekarang banyak melahirkan Sekolah Islam Terpadu dan lembaga Zakat Indonesia, seperti PKPU maupun yang lain. Baru pada tahun 1999, sekaligus bersamaan dengan momentum reformasi gerakan Tarbiyah bertransformasi menjadi sebuah partai politik. Sejak berubah menjadi partai politik, Tarbiyah telah memasuki mihwar muasasi. Inilah mihwar ketiga dalam fase dakwah gerakan Tarbiyah. Sehingga secara umum, karakter dalam fase ini adalah adanya partisipasi politik oleh gerakan dalam rangka islahul hukumah (perbaikan kebijakan/hukum). Sejak berubah menjadi partai politik, Tarbiyah atau lebih dikenal dengan Partai Keadilan/PK (2) menjadi salah satu representasi dari kebangkitan politik umat Islam. Pada pemilu pertama pasca reformasi PK mendapatkan 1,4 juta suara. Meskipun bukan angka yang besar namun tetap saja capaian angka ini menjadi menarik karena PK berangkat tidak dari basis Ormas Islam yang pernah ada diIndonesia maupun dukungan dari tokoh nasional seperti partai yang lain. Bahkan, pada pemilu 2004 yang lalu, PK yang telah berubah menjadi PKS mampu mendapatkan 7,4 juta suara. Angka ini menjadikan PKS masuk dalam tujuh partai besar di Indonesia. Sungguh, dalam waktu 5 tahun PKS mampu melipatgandakan dukungan politiknya 6 kali lipat. PKS sendiri menetapkan bahwa sejak tahun 2009 nanti, gerakan akan masuk dalam mihwar dauli. Inilah fase terakhir dalam tahapan dakwah yang berorientasi pada perbaikan kondisi kebangsaan dan kenegaraan. Ciri dari mihwar ini adalah terlibatnya secara aktif dan signifkan dalam pengambilan kebijakan kenegaraan. Atau secara sederhana partai memasuki seluruh ruang-ruang pengambilan kebijakan publik hingga terwujudnya masyarakat Islami. Perubahan dan akselerasi gerakan yang sedemikian cepat itu tentunya bukankah hasil yang tidak diguna atau tanpa perencanaan dan penyiapan yang matang. Ada sekian hal-hal pokok yang menjadi rahasia kesuksesan partai (Tarbiyah) dalam berdialektika dengan zaman. Salah satu kunci keberhasilan dakwah dari Gerakan Tarbiyah terletak pada sistem kaderisasi yang dimiliki oleh mereka.

Kunci Kaderisasi Gerakan Tarbiyah
Salah satu kunci keberhasilan gerakan dakwah adalah manhaj nukhbawi yang shahih dan bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah. Secara operasional Gerakan Tarbiyah mengambil gagasan Manhaj Kaderisasinya dari Ikhwanul Muslimin. Hal ini tampak dari digunakannya seluruh perangkat kaderisasi Ikhwan dalam Gerakan Tarbiyah. Pilihan ini tentunya memilik dasar ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Dinegara asalnya, Ikhwanul Muslimin mampu bertahan hingga sekarang meskipun mendapatkan tekanan yang demikian besar baik dari negara (pemerintah) maupun dunia internasional. Kemampuan untuk tetap eksis yang demikian besar telah didukung dengan manhaj nukhbawi yang terdiri dari Tujuh Perangkat Tarbiyah (3). Dalam konteks keIndonesiaan, beberapa perangkat mengalami perubahan istilah. Usroh menjadi halaqoh, katibah menjadi mabit, muktamar menjadi musyawah tingkat. Bahkan mukhoyam atau mu’asykar dalam gerakan tarbiyah tidak menginduk kepada kepanduan negara tetapi lebih dekat kepada satuan tugas (satgas) organisasi. Meskipun istilah yang digunakan berbeda namun secara substansi tidak ada perbedaan yang cukup signifikan.

Diantara ketujuh perangkat tersebut, halaqoh menjadi perangkat yang paling banyak mendapat perhatian dari gerakan Tarbiyah. Mengingat melalui mekanisme seperti inilah penjagaan kader dapat terjamin. Selain itu, halaqoh telah menjadi sebuah sistem yang cukup efekti untuk melakukan taurits(pewarisan) nilai dan sikap maupun transfer informasi dan komando. Jika dibadingkan dengan gerakan lain yang ada di Indonesia, sistem halaqoh tidak banyak digunakan. Ambillah contoh dua gerakan terbesar di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. NU menggunakan pesantren sebagai basis kaderisasi sekaligus basis massa. Muhammadiyah mengandalkan amal usaha (diantaranya adalah sekolah Muhammadiyah), ortom dan tabligh maupun taklim untuk anggota persyarikatan. Sistem halaqoh dalam gerakan Tarbiyah juga sekaligus sebagai mekanisme rekrutmen dan kenaikan jenjang keanggotaannya. Sehingga tidak sembarang orang dengan mudah masuk dalam tingkat struktur gerakan tanpa melewati atau mengikuti sistem halaqoh ini. Sehingga melalui mekanisme seperti inilah orisinalitas gerakan dan capaian-capaian dakwah dapat diketahui lebih detail dan lengkap.

Manhaj Kaderisasi Tarbiyah
Manhaj tarbiyah nukhbawiyah gerakan Tarbiyah sampai saat ini telah mengalami perkembangan dan perubahan beberapa kali. Dalam duapuluh tahun terakhir manhaj yang digunakan sebagai bahan rujukan secara nasional adalah manhaj tahun l994, manhaj tahun 1998 dan manhaj tahun 2006 atau lebih dikenal dengan Manhaj 1427H. Ciri khas manhaj l994 menekankan pada referensi yang harus dikaji dalam proses tarbiyah, sedangkan substansi materi diambil dari maraji’ yang direkomendasikan. Ciri khas manhaj l998 menekankan sasaran dan tujuan tarbiyah yang lebih rinci dalam pengukurannya. Bahan acuan manhaj tarbiyah masih bervariasi dalam pengambilan sumber rujukan manhajnya. Dimana untuk marhalah dewasa mengacu pada manhaj tahun l994 dan untuk marhalah sebelumnya belum mengacu secara sempurna pada manhaj terakhir. Untuk itu diperlukan manhaj berskala nasional yang dapat menjawab tantangan waqi’iah, bersifat kontekstual dan memenuhi standar manhaj ‘alami. Manhaj ini disebut manhaj l421 H/2000M. Manhaj ini merupakan revisi untuk manhaj muda dan takwiniyah yang selama ini ada. Manhaj ini mengacu sepenuhnya pada manhaj l998 dan diupayakan sedemikian rupa tetap mempertahankan beberapa muatan manhaj l994 yang dirasakan masih relevan untuk diteruskan. Ciri khas manhaj l421 H adalah mentarbiyah seseorang dengan mengacu pada tujuan akhir tarbiyah, (apa yang diharapkan dari peserta tarbiyah pada setiap marhalah tarbiyah).Yang perlu diingat, ciri khas metode ini adalah peranan pelaksana tarbiyah yang harus memahami manhaj dengan sempurna, sehingga jumlah materi, jenis materi, dan masa tarbiyah sangat bervariasi namun semuanya tetap mengacu pada hasil akhir proses tarbiyah. Manhaj 1427 H merupakan gabungan dari dua manhaj sebelumnya. Ciri khas manhaj ini adalah penekanan pada tujuan akhir tarbiyah dan ulum marhalam (bidang studi) yang harus didapatkan oleh setiap peserta tarbiyah. Sehingga setiap peserta tarbiyah akan mendapat jumlah materi, jenis materi dan masa tarbiyah yang relatif sama.
Mari kita uraikan sedikit perkembangan manhaj tarbiyah ini. Jika kita tinjau dari sudut perubahan manhaj dan dihubungkan dengan perubahan atau perpindahan marhalah dakwah gerakan Tarbiyah, maka akan kita dapati kesimpulan yang menarik.

Sebelum era 1994, manhaj tarbiyah yang pertama disusun, praktis kader hanya mentransfer seluruh hasil pembicaraan di-halaqoh kepada halaqoh dibawahnya. Artinya, kader hanya mempelajari apa-apa yang diberikan oleh murobbi (4). Saat itu semangat yang ada adalah menambah sebanyak mungkin kader atau mutarobbi. Sedangkan bagaimana kader itu dibentuk tidak begitu menjadi perhatian yang sedemikian besar. Sangat wajar hal ini terjadi, karena saat itu gerakan tarbiyah baru masuk pada mihwar tandhimi. Begitu gerakan ini menyebar keseluruh Indonesia, terutama dilingkungan kampus, maka dirumuskanlah Manhaj 1994. Ciri manhaj yang menekankan pada aspek maraji’ yang harus dipakai oleh kader merupakan jawaban atas masuknya gerakan Tarbiyah pada mihwar sya’bi. Jika gerakan mulai bersentuhan dengan dinamika eksternal, ketegasan “warna” gerakan menjadi penting untuk membedakan dengan yang lain. Hingga referensi apa yag boleh dan tidak bagi kader menjadi ukuran yang cukup penting saat itu. Manhaj ini diperbaiki seiring dengan muali merambahnya Tarbiyah ke mihwar muasasi dengan adanya manhaj 1998. Penekanan pada tujuan marhalah menjadi ukuran, karena saat itu yang dibutuhkan adalah sampainya kader pada tujuan marhalah “secepat” mungkin. Sehingga bisa jadi ada kader yang hanya berada pada jenjang mula hanya dalam waktu yang relatif singkat, karena kader tersebut telah memenuhi tujuan marhalah. Begitu gerakan ini mulai mencanangkan dirinya untuk naik kepada tahapan berikutnya, tentulah dibutuhkan manhaj kaderisasi yang tidak lagi hanya menekankan efektivitas penjenjangan kader tapi juga kapasitas yang harus dimiliki oleh setiap kader. Atas dasar itulah maka manhaj 1427 H ditetapkan untuk mempersiapkan kader dan gerakan memasuki tahapan atau mihwar dauli.

Demikian sebagian dari cara kita menganalisa setiap perubahan dan perkembangan manhaj dakwah gerakan Tarbiyah. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita memiliki kejelasan alasan-alasan mengapa kita membutuhkan manhaj kaderisasi. Bagaimana manhaj diperbaiki dan untuk apa perbaikan tersebut. Inilah tantangan dakwah bagi kita sendiri.
Wallahu a’lam

(1)Rahmat Abdullah adalah salah satu kader gerakan angkatan pertama. Beliaulah yang menggagas Iqro Club sebagai kendaraan dakwah beliau dikalangan pelajar dan mahasiswa. Amanah terakhir beliau adalah ketua MPP PKS sekaligus sebagai salah satu angora DPR dari partai yang sama. Beliau juga dikenal sebagai Syaikh Tarbiyah.
(2)Partai Keadilan dideklarasikan pada tanggal 20 Juli 1998 di Masjid Al Ahzar Jakarta, yang dihadiri oleh 10.000 kadernya.
(3)Tujuh perangkat tersebut antara lain; usroh, kabitah, dauroh, rihlah, mukhoyam, nadwah dan muktamar. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud dalam buku Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin memberikan penjelasan tentang seluruh perangkat ini.
Usroh merupakan kumpulan orang-orang yang terikat oleh kepentingan yang sama, yakni: bekerja, mentarbiyah, dan mempersiapkan kekuatan untuk Islam. Ia adalah perisai perlindungan yang kokoh bagi setiap anggotanya. Dalam jamaah Ikhwan telah menjadikan ta’aruf, tafahum dan takaful sebagai rukun-rukun usroh ini. Secara khusus, usroh memiliki tujuan pembentukan syakhsiyah islamiyah yang memiliki sepuluh karakter (muwashofat). Sepuluh karakter ini secara langsung disampaikan oleh mursyid Am Hasan Al Banna. Katibah memiliki kedekatan atau hubungan yang erat dengan usroh, sebagai sebuah perangkat kaderisasi. Pada hakikatnya katibah adalah kumpulan dari beberapa usroh. Bahkan rukun katibah sama seperti rukun usroh yaitu ta’aruf, tafahum dan takaful. Perbedaan diantara keduanya terletak pada frekuensi pertemuan (tidak setiap pekan) dan program yang dijalankan. Penekanan pada pembinaan aspek ruhiyah terasa khas dalam katibah. Dauroh adalah salah satu perangkat tarbiyah berupa aktivitas mengumpulkan sejumlah Ikhwan yang relatif banyak disuatu tempat untuk mendengarkan ceramah, kajian, penelitian, dan pelatihan tentang suatu masalah. Rihlah merupakan perangkat pendukung atau pelengkap dari berbagai perangkat yang ada. Kekhasan rihlah dibanding dengan usroh dan katibah ialah terletak pada perhatiannya terhadap aspek fisik. Kadang, kesan yang muncul lebih dekat dengan agenda refresh bagi anggota ikhwan. Mukhoyam merupakan pengembangan dari sistem jawalah (kepanduan). Pada saat itu ikhwan mulai tumbuh besar. Sedangkan dibutuhkan sebuah sarana untuk menempa kekuatan fisik (militer-red) untuk menghadapi penjajah Inggris. Namun, pemerintahan yang sah melarang keberadaan kelompok-kelompok militer, sehingga Ikhwan mensiasatinya dengan menggabungkan sistem ini kedalam kepanduan nasional. Meskipun demikian, ikhwan sendiri memliki persepsi yang berbeda dengan kepanduan nasional. Hal ini jelas terlihat dalam tujuan mukhayam. Dalam pandangan Ikhwan, mukhayam memiliki tujuan yang terangkum kedalam tiga pokok, yaitu: pengumpulan, tarbiyah dan pelatihan. Nadwah merupakan perangkat ini untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan pemikiran dalam tarbiyah. Muktamar menjadi forum untuk bermusyawarah dan mengkaji sesuatu persoalan.Ikhwan telah menggunakan perangkat ini sejak gerakan ini berdiri. Hampir dalam setiap muktamar yang dilakukan oleh Ikhwan menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi jamaah.
(4)
Murobbi adalah istilah yang digunakan oleh Tarbiyah untuk menyebutkan seorang pembimbing halaqoh. Secara khusus, murobbi berkedudukan sebagai seorang syaikh, ayah/ibu, teman dan guru/ustadz. Murobbi inilah yang akan memandu mutarobbi (peserta kepemanduan) dalam mencapai tujuan tarbiyah (muwashofat) dalam gerakan Tarbiyah.
READ MORE [...]

Karena Nil, Mesir Ada (1)


Apa kalian pernah ke Mesir? Hmm… Aku juga belum pernah tapi aku memiliki seorang sahabat yang pernah kuliah disana sekitar hampir 1 tahun. Tentunya juga bukan di Al Azhar. Di beberapa kali kesempatan dia beberapa kali menelpon dan sms. Lantas aku pernah memintanya untuk menceritakan perjalanannya di Mesir. Aku menanyakan banyak hal tentang negeri asal tokoh kafir la’natullah, Fir’aun. Sahabatku itu berjanji akan menceritakannya padaku ketika dia kembali ke Jogja, kota yang dikangeninya, selain aku tentunya. Hahaha… bercanda deh.

Kuperkenalkan nama sahabatku, Yuli Altri R. Aku cukup memanggilnya Yuli. Mahasiswi FIB UGM, jurusan Sastra Arab 2004. Salah satu Power Rangers Rumpun Soshum KAMMI UGM 2005-2006. Sebelumnya ada tulisannya yang di-email ke aku dan telah kumasukkan ke blog ini dengan judul ‘Seperti Matahari’. Sangat menyentuh. Tapi pasca menerima tulisan itu, aku langsung menelpon mbak Eva. Janjian ketemu dan membahas isi tulisan itu. Aku merasa ada yang ganjil maka kuserahkan kepada mbak Eva untuk mengurus ini semua. Setelah itu aku pun sudah kehilangan kontak dengan Yuli sampai akhirnya terjadi permasalahan terkait kepulangan dan studinya yang tidak jelas, sehingga aku harus membantunya.

Tiga bulan setelah kepulangannya, aku belum bertemu dengannya sampai akhirnya kuminta dia untuk aktif di Departemen Humas KAMMI DIY membantu Putri Matahariku, Dwi Fatmasari. Beberapa kali kami bertemu di sekretariat KAMMI DIY namun tidak banyak kata yang keluar.

Satu pekan yang lalu aku meminta bertemu karena aku teringat akan janjinya. Aku baca buku’Bersama Kafilah Ikhwan’, karya Abbas As-Sisi, yang bercerita tentang kehidupannya bersama Ikhwanul Muslimin di Mesir. Teringat Mesir jadi teringat Yuli serta novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Dijelaskan dengan gamblang tentang Mesir oleh penulis, Habiburrahman El-Shirazy. Tapi aku lebih tertarik dengan cerita sahabatku yang satu ini tentunya. Yuli, kamu jangan ge-er ya… Aku ke kontrakannya dan berjalan ke sebuah warung makan di jalan Kaliurang km.6,3. Kalian jangan menyangka kami hanya berdua ya… karena ada dua orang penjual dan orang-orang yang lalu lalang di depan warung. Kamu pesan apa ya Yul? Mmh… Nasi goreng dan aku, nasi pecel. Not bad-lah, sarapan pagi.

Aku bertanya banyak sekali dan dia menceritakan dengan antusias. Kepada kalian yang tidak ikut mendengar akan kuceritakan apa saja yang kita perbincangkan. Mau? Baiklah…

Aku ceritakan pengalaman Yuli dan perasaannya di sana dalam pandangan yang sangat subyektif. Karena aku memang mau cerita versinya. Satu hal yang menarik dengan Mesir adalah tipikal orang Mesir. Menurutnya orang Mesir hanya terbagi dua karakter, menjadi seorang Musa atau Fir’aun. Kalian pasti mengerti maksudnya. Di salah satu ‘what is in your mind’ Facebookku, pernah kutuliskan tentang dunia hitam dan putih, sebuah ketegasan tentunya, bahwa karakter yang terbangun pada diri orang seseorang non-hipokrit adalah baik atau jahat. Tegas.

Secara sosial, masyarakat Mesir yang bagian dari bangsa Arab mengalami degradasi sosial kultural. Paham kebebasan dan liberal versi barat yang tertanam cukup kuat, secara Mesir itu jajahannya Inggris gitu loh, apalagi dekat dekat dengan Amerika. Eits… maksudku bukan sedang menjelek-jelekkan barat. Belum dijelek-jelekin sudah jelek duluan je… wkwkwk… Kesimpulannya jadi seperti Indonesia kalau kita dapat cermati. Jilbaban ada, hot pant-an juga ada, ehmm… Kalau Punk dan Skin Head ada tidak ya?

Tentang pendidikan. Yuli menceritakan, pendidikan di Mesir umumnya konvensional seperti SD. Banyakan hafalan, mendengar dan didikte oleh guru atau dosen. Yang menarik di kampus, minimal seorang dosen bergelar doktor. Dan mahasiswa di Mesir tidak seperti di Indonesia yang membawa tas besar dan buku-buku tebal ketika ke kampus, cukup buku tulis dan pulpen. Kalau kalian yang sudah nonton film Ayat-Ayat Cinta pasti tahu model tas yang digunakan, tas jinjing seperti tas dagadu gitu.
READ MORE [...]

Laki-laki Kelas Dua

Perjalananku pada akhirnya menemukan siapa sesungguhnya aku. Aku bukanlah laki-laki hebat, populer, baik, apalagi cerdas. Kutemukan aku hanya laki-laki biasa saja. Laki-laki yang melakukan sesuatu karena kusuka dan apa adanya saja. Bibit kesombongan dan ego bagiku lahir karena sifat kemanusian diriku yang ternyata melingkupi keseharianku. Tapi aku tidak bermaksud untuk merasa hebat atau besar kepala walaupun terkesan ada.

Dulu aku pernah berbicara akan eksistensiku. Sebuah esensi kenapa aku ada dan bergerak. Tapi kini aku berubah. Kusadari, itu bukanlah diriku. Aku telah belajar. Belajar banyak pada alam. Alam telah menempaku. Mendidikku untuk menghargai apapun yang dihadapanku. Jika kalian berhadapan dengan alam maka tidakkan ada kesombongan, yang ada pengharapan. Lalu lintas kehidupan memberi nyawa perjalanan kehidupan seseorang, termasuk aku. Besar dari keluarga sederhana dan pekerja keras, menciptaku untuk terus menang. Mengalkulasikan setiap kemenanganku pada eksistensi pribadi. Kutunjukkan pada dunia aku ada.

Tersadarkan pada alam. Aku hanya laki-laki yang mencintai kesederhanaan. Langkah kakiku hanya menuju pada satu titik. Bukan lagi untuk mengukuhkan eksisitensiku tetapi pada hakikat kehidupanku. Semua kuyakini hanya fatamorgana dunia. Dulu dunia telah kuletakkan di hati, kini aku hanya ingin menggenggamnya. Aku tak pantas menerima pujian dan hadiah apapun. Aku sadar diri, aku hanya laki-laki kelas dua. Tak berhak menerima bintang, pun sebatas pandangan penggapaianku pada keindahan bulan. Kuterima dengan sederhana saja akan takdir yang menyertaiku. Kuyakini dengan kesederhanaan pada mimpi dan impianku yang tertuju pada masa depanku.

"Khauf, Raja' dan Mahabbah hanya pada-Mu, ya Rabbul izzati"
(die)
READ MORE [...]

Who Am I


Aku tertarik pada pertanyaan 'put' pada shoutbox. Siapa aku sebelumnya. maka aku pun berkeinginan menulis sedikit tentang diriku. Who am i?

Namaku Maringan Wahyudianto. Tak ada arti khusus atas namaku, tapi dari penjelasan ummi, Maringan dari bahasa batak yang berarti tempat, itu saja. Kalau dijeda maka tempat wahyu ditujukan ke anto. Anto berarti namaku. Namun sepanjang hidupku aku dipanggil hanya dengan dua nama, Yudi atau Maringan. harapan besar orang tuaku agar aku senantiasa diberikan hidayah Allah. nama Maringan diberikan oleh opung, ayah ummiku sedangkan sisanya oleh kakek, ayahnya abi. Kuketahui pula sebelumnya aku akan diberikan nama Yudhistira, putra Pandu yang kita ketahui dari cerita Mahabharata. Kakak tertua Pandawa.

Aku anak pertama dari empat bersaudara. anak kedua dan ketiga, perempuan dan yang terakhir laki-laki. Orang tuaku punya latar belakang yang sangat berbeda. Abi, Jawa Sumatera, islam aswaja (asal wajar-wajar saja), dari keluarga sangat sederhana, pekerja keras, cerdas dan pendiam. Ummi, Batak Toba, muallaf (masuk islam saat akan menikah dengan Abi), dari keluarga menengah ke atas, pekerja keras, dan hiperaktif.

Sejak kecil aku terbiasa dimanja oleh Ummi, cucu pertama laki-laki dari keluarga Ummi dan cucu laki-laki dari anak bungsu laki-laki keluarga Abi. Semua permintaanku ke ummi pasti diberikan namun didikan Abi membuatku sadar diri bahwa untuk mendapatkan yang aku mau, aku harus berjuang. Semua kubayar dengan prestasi di SD. menjuarai MTQ SD se-kecamatan padahal aku tidak bisa mengucapkan huruf 'r', sejak kelas 4 sampai lulus SD, setiap upacara senin, aku selalu membacakan do'a atau Pancasila, peringkatku selalu tiga besar, mendapat NEM tertinggi se-kecamatan dan mengantarkan SD-ku menjadi SD terbaik. Dari kecil aku cenderung pendiam tapi kepada teman-teman dekat, aku sangat hiperaktif. Tapi kalau merasa harga diriku ternodai, aku siap berkelahi. Di kelas 6, aku mengoleksi banyak surat cinta 'monyet' dari teman-teman perempuanku dan baru aku bakar ketika kelas 3 SLTP. Teman curhatku paling utama adalah Ummiku. Semua acara, pacaran, berkelahi pasti diketahui Ummi.

SLTP prestasiku tidak terlalu buruk. Masuk peringkat 20 besar dan berada di kelas unggulan, hasil penyaringan nilai-nilai tertinggi dari tiap-tiap kelas. Kenakalan remajaku dimulai di masa SLTP, sepertinya tidak perlu kuterangkan. Berkelahi, tawuran adalah hal biasa, lainnya masih banyak lagi. Tapi, pacaran adalah hal teristimewa. Namun di kelas 3, aku pacaran long distance dengan pelajar Lhokseumawe, Aceh. Cinta pertamaku. kujalin empat tahun lebih, kuputuskan ketika aku kuliah di Jogja.

Masa SMU adalah masa terindah. kujiwai seorang laki-laki. Liar dan bebas. temanku banyak tapi aku punya teman-teman kompak yang kami beri nama FORBA. Kelompok yang hobinya camping, backpackering, mountainaring, racing. Dicerita-cerita sebelumnya sudah kutuliskan tentang kelompok ini. Kelompok ini banyak membentuk diriku. siapa aku. Kelas 1, aku juga nge-band. Dan takdir menentukan kami tetap bersama kuliah di UGM kecuali satu orang yang memilih Akpol. Jiwa kami akhirnya terikat dan tidak pernah menyatakan kami bersahabat namun bersaudara. Aku mengenal keluarga mereka seperti keluarga sendiri begitu juga sebaliknya. Ali Topan Anak Jalanan menjadi semacam representsi kami. Bacalah novelnya, maka kalian akan tahu siapa aku. Atau kusarankan membaca Balada Si Roy. Kalau kalian tidak punya, aku punya.

Awal perkuliahan, aku masih suka nongkrong. Entah dimana saja, 0 km, malioboro, ngamen di perempatan kentungan, rambut gondrong, celana robek, sendal jepit, tubuh kurus, membangun karakterku. Disaat yang sama aku ikut gabung dengan SKI KMFH, lembaga kerohaniaan islam di fakultas. Kuanggap sama saja dengan BAKMISS, lembaga yang sama yang pernah kuikuti di SMU dulu walaupun hanya sekedar nampang nama, aku terkenal juga sebagai anak Mushola. Ternyata suguhan awal yang kurasakan berbeda, aku mendaki gunung pertama kali di Jawa bersama lembaga ini, hatiku tertambat. Senior yang mengajari agama membuatku tertarik, selain supel dan alim, beberapa dari mereka tertanya dulunya sama denganku, bandel.

Aku banyak belajar agama, gandrung kalau dapat kukatakan. Aku ikut kajian di banyak masjid dan jama'ah. Semua aku ikuti namun sense politic-ku juga meningkat, semua buku kulahap, tidak cuma buku-buku agama, dan yang paling kusenangi adalah tentang ideologi dunia, khususnya yang sering dianggap wacana ke-kiri-an. Aku mulai dipanggil akh, pak dsb. Hal yang baru buatku, walaupun tampilanku masih saja seperti kemarin, gondrong, sendal jepitan dan pakai celana jeans. Belum lagi kemudian aku mengenal KAMMI. Tempat yang akhirnya kulabuhkan semua ide dan pemikiranku. KAMMI dan Tarbiyah telah mendorong aku seperti ini. Kritis, pemberontak, dan bertanggungjawab???. Maka pupus sudah harapanku untuk bergabung dengan organisasi yang lain karena aku kemudian menjadi ikon KAMMI di fakultas.

Kepulangan kali pertamaku ke Medan, tujuannya selain bertemu keluarga adalah bertemu pacarku. Dan semua akhirnya berakhir. Maafkan aku, ini yang terbaik. Islam mengajarkan cara bergaul dan sekali lagi, inilah yang terbaik buatmu dan aku. Semua terasa berat tapi telah kumantapkan kebenaran dalam hatiku.

Aku deklarasikan, aku adalah aktifis. aktif diberbagai lembaga dakwah dan politik kampus serta KAMMI hingga hari ini. Walaupun terkadang sering terselip kekhilafan, aku pasti kembali ke KAMMI dan Tarbiyah. Rumah yang mengajarkan banyak kebenaran. KAMMI dan Tarbiyah bukan segala-galanya tapi dengan tarbiyah, aku telah berubah. InsyaAllah dengan ridha-MU ya Rabb, aku berserah diri.

Kini di penghujung waktu kuliahku, aku masih menyempatkan melakukan banyak pendakian, hobiku tidak berubah, masih Ngaji, Diskusi, Aksi, dan Ndaki. IkhwanKiri telah lahir dan takkan dapat ditarik dari sejarah.
READ MORE [...]

sajak untukmu

kilaumu... bagaikan rembulan
menghiasi muka bumi
sewangi... bunga melati tubuhmu
terhampar di langit
kuraba... jiwamu yang beku
menyekat suasana hati
(die, 14 mei 2009)


kulukis hitam dan putih
terbait kebenaranku
kugaris noktah merah
terukir diriku
(die, 14 mei 2009)


beratus ribu jam aku hidup
menyeberangi pulau
ke seberang lautan
mendaki pegunungan
meraih bintang-bintang
menggapai dewi malam
sia-siakah?
(die, 15 Mei 2009)
READ MORE [...]

Kelengkapan Islam

Ideologi Islam, yang sangat luas dan begitu banyak cabangnya, sulit kemungkinannya untuk memaparkan semua ciri khususnya. Namun sesuai dengan peribahasa yang mengatakan bahwa sesuatu lebih baik ketimbang tidak ada, berikut ini kami paparkan apa yang dapat dipaparkan dengan baik.

Lengkap
Dibandingkan dengan agama-agama lain, lengkap merupakan salah satu ciri khusus Islam. Lebih tepat kalau dikatakan bahwa lengkap dan inklusif merupakan sifat utama Islam, karena Islam adalah agama yang paling maju dan paling sempurna. Dengan dibantu empat sumber hukum Islam, para ulama dapat mengetahui sudut pandang Islam mengenai berbagai masalah. Para ulama tidak percaya bila ada masalah yang tak ada aturan atau hukum Islamnya.

Dapat Dilakukan Ijtihad
Aturan atau hukum umum Islam tersusun sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan ijtihad atasnya. Arti ijtihad adalah menemukan dan menerapkan prinsip-prinsip pokok pada kasus-kasus tertentu dan berubah-ubah. Selanjutnya tugas ijtihad dipermudah oleh fakta bahwa akal diakui sebagai salah satu sumber hukum Islam.

Liberal dan Sederhana
Dalam kata-kata Nabi Muhammad saw, hukum Islam itu liberal dan sederhana. Dalam "al-Kâfî", jilid V, ada sebuah hadis yang mengatakan bahwa Nabi saw bersabda bahwa Allah SWT tidak memberinya perintah untuk tidak terlibat dalam kehidupan duniawi. Allah SWT telah mengutus Nabi saw dengan memberi Nabi saw hukum yang liberal, lurus dan mudah. Islam tidak memberikan kewajiban yang sulit dan menjengkelkan. "Dalam masalah agama, Allah tidak membatasimu dengan tidak semestinya." Karena hukum agama bercirikan liberal, maka setiap aturan atau hukum yang menimbulkan kesulitan yang tidak semestinya, dapat dianggap batal.

Hidup Berguna dan Sehat
Islam menyerukan agar kita hidup berguna dan sehat. Islam mengecam sikap lari dari kehidupan. Itulah sebabnya Islam mengecam keras kerahiban dan pengasingan diri dari kehidupan. "Tak ada kerahiban dalam Islam." Dalam masyarakat zaman dahulu ada dua kecenderungan; monastisisme (kerahiban) dan lari dari keterlibatan dalam kehidupan duniawi, serta pemanjaan kehidupan duniawi dan lari dari segala yang berhubungan dengan akhirat. Islam menjadikan persiapan diri untuk kehidupan akhirat sebagai bagian dari kehidupan duniawi ini. Jalan untuk ke akhirat adalah kehidupan dan tanggung jawab di dunia ini.

Sosial
Semua ajaran Islam bersifat sosial. Bahkan aturan individualistis seperti salat dan puasa menciptakan kolektivisme. Banyak aturan atau Hukum sosial, politik, ekonomi, perdata dan pidana Islam memiliki sifat sosial. Perintah seperti perintah untuk berjihad (berperang suci), perintah untuk berbuat baik dan perintah untuk tidak berbuat keji, juga lahir dari tanggung jawab kolektif kaum Muslim.

Hak dan Kemerdekaan Individu
Islam adalah agama sosial. Islam memandang sangat penting masyarakat, dan menganggap individu bertanggung jawab terhadap masyarakat. Islam tidak mengabaikan hak dan kemerdekaan individu. Islam tidak meremehkan hak ekonomi, hak hukum dan hak sosial individu. Dari sudut pandang politik, individu berhak diajak musyawarah dan berhak dipilih. Dari sudut pandang ekonomi, individu berhak memiliki hasil upayanya dan mendapatkan upah untuk tenaganya. Dia boleh menjual, menyewakan, menyumbangkan, mengembangkan dan menginvestasikan harta halalnya, dan berkenaan dengan ini dia boleh bermitra. Dari sudut pandang hukum, individu berhak mengajukan tuntutan hukum, mengajukan klaim dan memberikan bukti. Dari sudut pandang sosial, individu berhak memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal, dan memilih jenis studi, dan sebagainya. Dari sudut pandang keluarga, individu berhak memilih pasangan hidupnya.

Mendahulukan Hak Masyarakat Ketimbang Hak Individu
Kalau terjadi pertentangan antara hak masyarakat dan hak individu, maka hak masyarakat atau hak publik harus didahulukan ketimbang hak pribadi atau hak individu. Namun masalah ini harus diputuskan melalui pengadilan Islam.

Prinsip Musyawarah
Dari sudut pandang Islam, prinsip musyawarah merupakan sebuah prinsip yang diakui dalam masalah sosial. Dalam kasus-kasus yang belum ada ketentuan Islamnva, kaum Muslim dapat memutuskan melalui musyawarah dan pemikiran bersama.

Meniadakan Kerugian
Hukum Islam, meskipun sifatnya umum dan mutlak, hanya bisa diberlakukan kalau tak menimbulkan kerugian yang tidak pada tempatnya. Aturan ini sifatnya universal dan merupakan semacam hak veto terhadap setiap hukum.

Memandang Penting Manfaat
Untuk setiap tindakan, baik itu tindakan individu maupun tindakan kolektif, yang lebih dipentingkan adalah hasil gunanya. Dari sudut pandang Islam, setiap tindakan yang tak ada manfaatnya dianggap sia-sia. Al-Qur'an mengatakan,
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. (QS. al-Mukminûn: 1-3)
Memandang Penting Transaksi Sah, Sirkulasi Kekayaan dan Transfer Uang dan Harta
Semua aktivitas seperti itu hams bebas dari segala bentuk tipu daya atau kecurangan dan harus bebas dari berbagai bentuk transaksi curang. Kalau ada unsur tipuan atau kecurangannya, maka transaksinya tidak sah. Al-Qur'an mengatakan:
Danjanganlah sebagian hamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dmganjalan yang batil. (QS. al-Baqarah: 188).
Transfer harta dengan cara judi atau taruhan sama saja dengan penipuan dan tidak halal. Mencari untung melalui modal yang menganggur, yaitu modal yang tidak disirkulasikan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat, dan yang tak ada resiko kerugian dan berkurangnya, yang bentuknya surat utang atau sekuritas, adalah riba dan tidak halal. Setiap transaksi finansial harus dilakukan dengan pengetahuan sepenuhnya dari kedua belah pihak dan sebelumnya sudah ada informasi dari kedua belah pihak. Transaksi yang menimbulkan kerugian akibat kurangnya informasi, tidak sah. Nabi Muhammad saw mengharamkan transaksi yang ada unsur curangnya. Pengharaman oleh Nabi saw tersebut semula berkaitan dengan penjualan secara curang barang-barang yang ada cacatnya. Namun prinsip ijtihad telah membuat ketentuan ini jadi bersifat umum.

Menghormati Akal
Islam menghormati akal. Islam menggambarkan akal sebagai pembimbing dari dalam. Prinsip-prinsip agama tak dapat diterima kalau bertentangan dengan hasil penelitian rasional. Dalam masalah-masalah sekunder (yang belum ada ketentuan hukum Islamnya—pen.), akal telah diakui sebagai sumber ijtihad. Islam memandang akal sebagai sesuatu yang suci, dan memandang tidak berakal sebagai najis. Menurut hukum Islam, gila atau mabuk membatalkan wudhu, seperti kencing atau tidur. Islam memerangi penggunaan setiap zat yang memabukkan, karena bertentangan dengan akal. Akal merupakan bagian integral dari agama.

Menghormati Kehendak
Karena Islam menghormati akal, dan dalam hukum Islam ada ketentuan untuk melindungi akal, maka Islam juga menghormati kehendak, yang merupakan kekuatan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan akal. Itulah sebabnya Islam memandang haram semua aktivitas yang menghalangi penggunaan kekuatan-kehendak. Dalam bahasa Islam, aktivitas seperti itu disebut "lahw".

Kerja
Islam menentang nganggur dan malas-malasan. Karena orang menerima banyak dari masyarakat, maka dia harus berbuat sesuatu untuk kepentingan masyarakat maupun untuk kepentingan dirinya sendiri. Dia berkewajiban melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Benak orang yang malas-malasan atau nganggur menjadi ruang kerja setan, demikian kata peribahasa. Islam mengutuk orang yang menjadi parasit atau menjadi beban masyarakat. Kata hadis, Terkutuklah orang yang melemparkan bebannya kepada orang lain."

Memandang Suci Kerja
Bekerja, di samping merupakan kewajiban, juga merupakan sesuatu yang suci dan disukai oleh Allah SWT. Bekerja adalah setengah jihad. Dalam "Wasa'il asy-Syi'ah" disebutkan hadis:
"Allah menyukai orang beriman yang bekerja."
"Orang yang bekerja keras demi keluarganya adalah seperti orang yang berjuang di jalan Allah."

Melarang Eksploitasi
Islam mengecam setiap bentuk perbudakan. Bila ada unsur perbudakannya, sudah cukup untuk membuat kerja jadi haram. Perbudakan adalah menggunakan tenaga orang lain untuk kepentingannya'sendiri dan untuk tujuan yang tidak adil.

Mengecam Royal dan Mubazir
Manusia dibolehkan mengatur hartanya, namun artinya tidak lebih bahwa manusia merdeka untuk memanfaatkan hartanya dalam kerangka yang dibolehkan oleh Islam. Manusia tidak dibolehkan memubazirkan hartanya, juga tidak boleh membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang tidak perlu. Islam mengharamkan bermewah-mewah (royal) yang oleh Islam digambarkan sebagai perbuatan penghamburan.

Kemudahan Hidup
Menyediakan bagi keluarga (istri dan anak) hal-hal yang membuat hidup mereka enak, bukan saja dibolehkan, namun juga diberi dorongan asalkan tidak berlebihan, tidak royal dan tidak menimbulkan sesuatu yang haram.

Mengutuk Suap
Pemberi dan penerima suap sangat dikutuk oleh Islam. Islam menggambarkan perbuatan seperti ini patut mendapat siksa neraka. Uang yang didapat dari hasil suap haram hukumnya.

Mengutuk Penimbunan
Menimbun pangan dan tidak menjualnya di pasar, dengan tujuan agar dapat menjualnya dengan harga yang tinggi, diharamkan. Pemerintah Islam dibolehkan mengambil secara paksa persediaan pangan seperti itu untuk kemudian dijual dengan harga yang wajar tanpa persetujuan si pemilik.

Kepatutan dan Kepentingan Publik
Basis penghasilan adalah kepentingan dan kepatutan publik, bukan kehendak orang. Biasanya dalam masalah finansial keinginan dan kecenderungan orang dipandang penting. Dan untuk legalitas pekerjaan, dipandang cukup bila dibutuhkan oleh masyarakat. Namun Islam menganggap kebutuhan semata-mata belum cukup untuk membuat suatu pekerjaan atau profesi jadi baik dan dibutuhkan. Islam memandang kepatutan dan kebaikan sebagai syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain, adanya kebutuhan saja belum cukup untuk legalitas suatu pekerjaan. Berdasakan ini Islam melarang sejumlah pekerjaan dan transaksi. Pekerjaan-pekerjaan haram seperti itu ada beberapajenis:
1. Bertransaksi hal-hal yang mendorong kebodohan dan pikiran sesat.
Apa saja yang mendorong kebodohan, pemutarbalikan pemikiran atau distorsi keyakinan adalah haram, sekalipun cukup dibutuhkan. Berdasarkan ini, menjual berhala dan salib, mempercantik wanita dengan tujuan memperdaya pelamarnya, memuji seseorang yang tidak patut dipuji, dan menenung serta menujum, diharamkan. Penghasilan yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas seperti ini haram hukumnya.
2. Bertransaksi barang-barang yang menyesatkan dan membiuskan.
Menjual dan membeli buku, film dan barang lain yang sedikit atau banyak ikut menyebarkan kesesatan atau kerusakan di masyarakat, haram hukumnya.
3. Perbuatan yang menguntungkan musuh.
Mencari uang melalui aktivitas yang dapat memperkuat posisi musuh secara militer, ekonomi, moral atau teknologi, dan memperlemah pihak Islam, dilarang dan haram hukumnya. Bukan saja menjual senjata dan peralatan lain yang penting kepada musuh dilarang, menjual manuskrip yang langka pun dilarang.
4. Mencari uang dengan jalan yang merugikan orang seorang atau masyarakat.
Menjual zat-zat yang memabukkan, peralatan judi, benda-benda yang pada dasarnya kotor atau najis, dan menjual benda-benda yang dipalsukan, haram hukumnya. Berjudi, mencemarkan nama seorang mukmin, menyemangati orang yang berbuat salah, dan menerima jabatan atau pekerjaan yang ditawarkan oleh penguasa yang tidak adil, juga tergolong mencari uang dengan jalan yang merugikan orang seorang dan masyarakat.
Ada pula jenis mencari uang yang juga haram. Ada pekerjaan tertentu yang upahnya tidak boleh diterima. Pekerjaan semacam itu terlalu suci untuk diberi upah, karena itu pekerjaan seperti itu tidak boleh dijadikan sarana mencari nafkah. Pekerjaan seperti itu adalah memberikan informasi tentang hukum Islam, melaksanakan keadilan, memberikan pendidikan agama, menyampaikan khotbah dan sebagainya. Profesi tabib atau dokter boleh jadi juga tergolong pekerjaan seperti itu. Pekerjaan seperti itu terlalu suci untuk dijadikan sumber untuk mencari nafkah dan mengumpulkan uang. Pekerjaan seperti itu harus dilakukan tanpa menerima upah.
Perbendaharaan Muslim harus menutup biaya hidup orang-orang yang melakukan pekerjaan suci seperti itu.

Mempertahankan Hak
Melindungi hak orang seorang maupun hak masyarakat, serta memerangi orang yang melanggar hukum, merupakan pekerjaan yang suci. Al-Qur'an mengatakan,
Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. (QS. an-Nisâ': 148)
Nabi saw bersabda: "Sebaik-baik jihad adalah berkata benar di hadapan penguasa lalim." Imam Ali bin Abi Thalib as mengutip, bahwa Nabi saw mengatakan: "Suatu bangsa akan dapat menempati posisi terpuji kalau bangsa tersebut mampu menjaga hak si lemah terhadap si kuat tanpa rasa takut." (Nahj al-Balâghah, lihat Surat 53)
Tanpa Henti Berjuang Menentang Kerusakan dan Memperbaiki Kondisi yang Ada
Prinsip amar ma'ruf nahi munkar (menganjurkan kebajikan dan mencegah kemungkaran), dalam kata-kata Imam Muhammad al-Baqir as, menjadi dasar dari seluruh perintah Islam. Prinsip ini membuat seorang Muslim senantiasa berupaya membuat pembaruan dan berjuang terus-menerus menentang kerusakan dan kekejian. Al-Qur'an memfirmankan:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar (QS Ali'Imran: 110)
Nabi saw bersabda: "Kamu harus menyuruh kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Kalau tidak, Allah akan membuatmu dikuasai oleh orang munkar. Kemudian orang baik di antara kamu akan berdoa, namun doanya akan sia-sia." (Nahj al-Balâghah)

Monoteisme
Islam, terutama sekali, adalah agama monoteistis (tauhid). Islam tidak menerima keraguan terhadap tauhid teoretis maupun tauhid praktis. Dalam Islam, semua pikiran, perilaku dan perbuatan diawali dengan Allah SWT dan diakhiri dengan Allah SWT pula.
Islam menolak keras setiap bentuk dualisme, trinitas, dan kemusyrikan. Islam menentang setiap pikiran yang bertentangan dengan tauhid, seperti mengakui dua prinsip yang independen, fundamental dan eksklusif, yaitu dua prinsip Allah SWT dan setan, Allah dan manusia, atau Allah dan materi. Apa pun yang dilakukan, haruslah diawali dan diakhiri dengan nama Allah, dan harus dilakukan demi Dia dan untuk mendapatkan rida-Nya. Apa saja yang tidak sesuai dengan konsepsi ini, maka tidak Islami. Dalam Islam, semua jalan mengarah ke tauhid. Moral Islam lahir dari tauhid dan berujung pada tauhid. Begitu pula dengan pendidikan Islam, politik Islam, ekonomi Islam dan sosialisme Islam.
Dalam Islam setiap perbuatan diawali dengan nama Allah dan dengan bantuan-Nya. Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillah Rabbil-'alamin. Segala sesuatu terjadi dengan nama Allah dan dengan dukungan Allah. "Aku tawakal kepada Allah, dan kepada-Nya kaum mukmin harus bersandar."
Monoteisme Islam (tauhid) bukan semata-mata ide dan keyakinan kering, karena Allah tidak terpisah dari makhluk-Nya. Dia bersama semua makhluk-Nya, dan meliputi semuanya. Segala sesuatu diawali dengan-Nya, dan diakhiri dengan-Nya. Pikiran monoteisme meliputi segenap eksistensi monoteis. Pikiran ini mengendalikan semua gagasannya, kemampuannya, dan perilakunya. Pikiran ini mengarahkannya. Itulah sebabnya Muslim sejati selalu ingat Allah pada awal, pertengahan dan akhir setiap perbuatannya. Muslim sejati tak pernah menyekutukan Allah dengan apa pun.

Meniadakan Perantara
Meskipun Islam mengakui bahwa rahmat Allah SWT turun ke dunia ini melalui perantara tertentu, dan percaya bahwa sistem sebab-akibat berlaku untuk urusan materi dan jiwa, namun Islam tidak mengakui perantara sejauh menyangkut masalah ibadah. Kita tahu, semua agama wahyu selain Islam sudah mengalami perusakan dan perubahan, akibatnya orang lupa akan nilai hubungan langsungnya dengan Allah. Nah, anggap saja ada sekat antara manusia dan Allah, dan hanya kaum pendeta dan ulama saja yang dapat berkomunikasi langsung dengan Allah. Islam memandang pikiran semacam ini musyrik. Dengan tegas Al-Qur'an mengatakan:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. (QS. al-Baqarah: 186)
Kemungkinan Hidup Berdampingan Secara Damai dengan Mereka yang Hanya Percaya Kepada Satu Allah
Dari sudut pandang Islam, dalam kondisi tertentu kaum Muslim dapat hidup damai di negeri mereka dengan para pemeluk agama lain yang semula menganut paham tauhid, sekalipun kini sudah menyimpang dari keyakinan semulanya, seperti kaum Yahudi, Kristiani, Majusi dan sebagainya. Namun kaum Muslim tak dapat hidup bersama di sebuah negeri Muslim dengan kaum musyrik. Bagaimanapun juga, demi kepentingan yang lebih tinggi, kaum Muslim dapat membuat perjanjian damai, pakta non-agresi, atau kesepakatan mengenai subjek tertentu dengan kaum musyrik.

Persamaan hak
Persamaan hak dan non-diskriminasi merupakan prinsip utama ideologi Islam. Dari sudut pandang Islam, semua manusia pada hakikatnya sama haknya. Mereka tidak diciptakan dalam dua lapisan atau lebih. Darah, ras atau kebangsaan bukanlah ukuran unggul tidaknya manusia. Seorang sayid Quraisy dan seorang badui, masing-masing sama haknya. Dalam Islam, kemerdekaan, demokrasi dan keadilan merupakan produk sampingan dari persamaan hak.
Dari sudut pandang Islam, individu dapat kehilangan hak sipilnya demi kepentingannya sendiri dan demi kepentingan masyarakat. Namun hal itu dapat terjadi dalam kondisi yang sangat khusus, dan hal itu juga hanya untuk jangka waktu tertentu saja. Namun ketentuan ini tak ada kaitannya dengan diskriminasi ras. Dari sudut pandang Islam, perbudakaan yang sifatnya sementara waktu saja yang diperbolehkan, dan itu pun hanya untuk maksud-maksud pembaruan dan pendidikan. Masalah ini tak ada sigmfikansi atau arti ekonomi dan eksploitasinya.

Tak Ada Beda antara Lelaki dan Perempuan
Dalam Islam, hak, kewajiban dan hukuman juga untuk lelaki dan perempuan. Lelaki dan perempuan adalah sama-sama manusia, karena itu keduanya memiliki banyak sifat yang sama. Namun karena keduanya beda jenis kelaminnya, maka ada beberapa sifat yang khas bagi lelaki dan bagi perempuan saja. Hak, kewajiban dan hukuman bagi keduanya juga sama. Dalam hal ini tak ada bedanya antara lelaki dan perempuan. Hak mendapatkan ilmu atau pengetahuan, hak beribadah, hak memilih pasangan hidup, hak memiliki dan memanfaatkan harta, merupakan hak lelaki dan perempuan. Namun dalam beberapa kasus sekunder ketika masalah kelamin ada arti khususnya, posisi lelaki dan perempuan, kendatipun setara, beda.
READ MORE [...]

Selesaikan Urusan Dirimu

Menasihati bukan berarti lebih tahu dan memahami, tetapi menyadari bahwa merasa adanya masalah yang sama yang dirasakan. Hal ini jugalah yang menyebabkanku mambuat risalah ini bagi saudara sekaligus sahabatku. Bahwa kupikir pernikahan bukanlah sesuatu yang sangat menarik tetapi merupakan sesuatu yang sangat besar dan pasti akan kita hadapi pada saatnya nanti.
Menemukan suatu yang sangat kita cari dan kita tunggu – tunggu kedatangannya merupakan hal yang sangat luar biasa, dahsyat bahkan. Tetapi apakah akan tetap terasa seperti itu bilamana ternyata yang datang pada kita bukanlah yang kita cari, atau yang kita cari datang pada kita bukan pada saat dan waktu yang tepat. Keterlambatan akan menjadi sebuah kutukan yang akan kita sesali sepanjang masa hidup kita. Sekarang pertanyaanya adalah bagaimana kita yakin bahwa ‘dia’ adalah jodoh kita? Bagaimanakah kita meyakini bahwa saat dan waktu ketika ‘jodoh’ kita datang adalah saat yang tepat.
Klise dan naif jika kukatakan bahwa satu – satunya yanng memyakinkan kita adalah proses dan usaha yang telah kita tempuh. Sejauh apakah pendakian yang kita lakukan dan selama apa kita bertahan pada ‘berusaha’ maka, itulah orang, saat dan waktu yangn tepat datangnya ‘jodoh’ kita. Walaupun bukan konsultan jodoh yang qualified, tetapi aku cukup yakin dengann modal belajar dari fenomenologis dan juga refleksi kemanusiaanku, maka kupikir inilah sedikit yang bisa kubagai.

1. Selesaikan urusan dirimu
Tidak menjadi keraguan setiap manusia bahwa setiap manusia diciptakan berpasangan. Manusia diciptakan sepasang, ada belahan jiwanya yang entah siapa dan entah berada dimana yeng oleh Allah telah dicatat dalam lauhil mahfuz yang dijanjikan pasti akan dipersatukan menjadi sepasang manusia yang utuh.
• Konsep hidup & kebahagiaan
• Konsep keluarga, karir
• Bilamana kita sudah selesai dengan diri kita, maka pernikahan bukanlah sesuatu yang rumit apalaggi susah, karena sebenarnya kunci pernikahan adalah menemukan separuh diri kita.
2. Komunikasi keluarga
Kita mungkin hampir bosan mendengarkan perkataan orang tentang pernikahan, bahwa Pernikahan bukan hanya membuat ikatan antara dua orang manusia, tetapi membentuk ikatan dua keluarga.
• Orangtua adalah orang yang paling memahami kita

3. Selesaikan definisi
Menentukan siapa yang akan menjadi ‘belahan jiwa’ tidaklah sesederhana tayangan sinetron ataupun cerita dalam komik. Beragam

4. Ikhtiar satu – satunya jalan
Pada akhirnya, satu – satunya yang harus dilakukan adalah ikhtiar, apapun hasil yang akan kita dapatkan pada akhirnya. Karena kita meyakini bahwa kewajiban hamba adalah berusaha, tentang ‘hasil’ biarlah Dia yang berhak menentukannya.
READ MORE [...]