Who Am I


Aku tertarik pada pertanyaan 'put' pada shoutbox. Siapa aku sebelumnya. maka aku pun berkeinginan menulis sedikit tentang diriku. Who am i?

Namaku Maringan Wahyudianto. Tak ada arti khusus atas namaku, tapi dari penjelasan ummi, Maringan dari bahasa batak yang berarti tempat, itu saja. Kalau dijeda maka tempat wahyu ditujukan ke anto. Anto berarti namaku. Namun sepanjang hidupku aku dipanggil hanya dengan dua nama, Yudi atau Maringan. harapan besar orang tuaku agar aku senantiasa diberikan hidayah Allah. nama Maringan diberikan oleh opung, ayah ummiku sedangkan sisanya oleh kakek, ayahnya abi. Kuketahui pula sebelumnya aku akan diberikan nama Yudhistira, putra Pandu yang kita ketahui dari cerita Mahabharata. Kakak tertua Pandawa.

Aku anak pertama dari empat bersaudara. anak kedua dan ketiga, perempuan dan yang terakhir laki-laki. Orang tuaku punya latar belakang yang sangat berbeda. Abi, Jawa Sumatera, islam aswaja (asal wajar-wajar saja), dari keluarga sangat sederhana, pekerja keras, cerdas dan pendiam. Ummi, Batak Toba, muallaf (masuk islam saat akan menikah dengan Abi), dari keluarga menengah ke atas, pekerja keras, dan hiperaktif.

Sejak kecil aku terbiasa dimanja oleh Ummi, cucu pertama laki-laki dari keluarga Ummi dan cucu laki-laki dari anak bungsu laki-laki keluarga Abi. Semua permintaanku ke ummi pasti diberikan namun didikan Abi membuatku sadar diri bahwa untuk mendapatkan yang aku mau, aku harus berjuang. Semua kubayar dengan prestasi di SD. menjuarai MTQ SD se-kecamatan padahal aku tidak bisa mengucapkan huruf 'r', sejak kelas 4 sampai lulus SD, setiap upacara senin, aku selalu membacakan do'a atau Pancasila, peringkatku selalu tiga besar, mendapat NEM tertinggi se-kecamatan dan mengantarkan SD-ku menjadi SD terbaik. Dari kecil aku cenderung pendiam tapi kepada teman-teman dekat, aku sangat hiperaktif. Tapi kalau merasa harga diriku ternodai, aku siap berkelahi. Di kelas 6, aku mengoleksi banyak surat cinta 'monyet' dari teman-teman perempuanku dan baru aku bakar ketika kelas 3 SLTP. Teman curhatku paling utama adalah Ummiku. Semua acara, pacaran, berkelahi pasti diketahui Ummi.

SLTP prestasiku tidak terlalu buruk. Masuk peringkat 20 besar dan berada di kelas unggulan, hasil penyaringan nilai-nilai tertinggi dari tiap-tiap kelas. Kenakalan remajaku dimulai di masa SLTP, sepertinya tidak perlu kuterangkan. Berkelahi, tawuran adalah hal biasa, lainnya masih banyak lagi. Tapi, pacaran adalah hal teristimewa. Namun di kelas 3, aku pacaran long distance dengan pelajar Lhokseumawe, Aceh. Cinta pertamaku. kujalin empat tahun lebih, kuputuskan ketika aku kuliah di Jogja.

Masa SMU adalah masa terindah. kujiwai seorang laki-laki. Liar dan bebas. temanku banyak tapi aku punya teman-teman kompak yang kami beri nama FORBA. Kelompok yang hobinya camping, backpackering, mountainaring, racing. Dicerita-cerita sebelumnya sudah kutuliskan tentang kelompok ini. Kelompok ini banyak membentuk diriku. siapa aku. Kelas 1, aku juga nge-band. Dan takdir menentukan kami tetap bersama kuliah di UGM kecuali satu orang yang memilih Akpol. Jiwa kami akhirnya terikat dan tidak pernah menyatakan kami bersahabat namun bersaudara. Aku mengenal keluarga mereka seperti keluarga sendiri begitu juga sebaliknya. Ali Topan Anak Jalanan menjadi semacam representsi kami. Bacalah novelnya, maka kalian akan tahu siapa aku. Atau kusarankan membaca Balada Si Roy. Kalau kalian tidak punya, aku punya.

Awal perkuliahan, aku masih suka nongkrong. Entah dimana saja, 0 km, malioboro, ngamen di perempatan kentungan, rambut gondrong, celana robek, sendal jepit, tubuh kurus, membangun karakterku. Disaat yang sama aku ikut gabung dengan SKI KMFH, lembaga kerohaniaan islam di fakultas. Kuanggap sama saja dengan BAKMISS, lembaga yang sama yang pernah kuikuti di SMU dulu walaupun hanya sekedar nampang nama, aku terkenal juga sebagai anak Mushola. Ternyata suguhan awal yang kurasakan berbeda, aku mendaki gunung pertama kali di Jawa bersama lembaga ini, hatiku tertambat. Senior yang mengajari agama membuatku tertarik, selain supel dan alim, beberapa dari mereka tertanya dulunya sama denganku, bandel.

Aku banyak belajar agama, gandrung kalau dapat kukatakan. Aku ikut kajian di banyak masjid dan jama'ah. Semua aku ikuti namun sense politic-ku juga meningkat, semua buku kulahap, tidak cuma buku-buku agama, dan yang paling kusenangi adalah tentang ideologi dunia, khususnya yang sering dianggap wacana ke-kiri-an. Aku mulai dipanggil akh, pak dsb. Hal yang baru buatku, walaupun tampilanku masih saja seperti kemarin, gondrong, sendal jepitan dan pakai celana jeans. Belum lagi kemudian aku mengenal KAMMI. Tempat yang akhirnya kulabuhkan semua ide dan pemikiranku. KAMMI dan Tarbiyah telah mendorong aku seperti ini. Kritis, pemberontak, dan bertanggungjawab???. Maka pupus sudah harapanku untuk bergabung dengan organisasi yang lain karena aku kemudian menjadi ikon KAMMI di fakultas.

Kepulangan kali pertamaku ke Medan, tujuannya selain bertemu keluarga adalah bertemu pacarku. Dan semua akhirnya berakhir. Maafkan aku, ini yang terbaik. Islam mengajarkan cara bergaul dan sekali lagi, inilah yang terbaik buatmu dan aku. Semua terasa berat tapi telah kumantapkan kebenaran dalam hatiku.

Aku deklarasikan, aku adalah aktifis. aktif diberbagai lembaga dakwah dan politik kampus serta KAMMI hingga hari ini. Walaupun terkadang sering terselip kekhilafan, aku pasti kembali ke KAMMI dan Tarbiyah. Rumah yang mengajarkan banyak kebenaran. KAMMI dan Tarbiyah bukan segala-galanya tapi dengan tarbiyah, aku telah berubah. InsyaAllah dengan ridha-MU ya Rabb, aku berserah diri.

Kini di penghujung waktu kuliahku, aku masih menyempatkan melakukan banyak pendakian, hobiku tidak berubah, masih Ngaji, Diskusi, Aksi, dan Ndaki. IkhwanKiri telah lahir dan takkan dapat ditarik dari sejarah.
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.

0 comments:

terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!