Belajar dari Kota Petra


Al Hijr 15 : 82
"Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman" (82)

Asy Syu’ara 26 : 149
Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin" (149)

Al A’raaf 7 : 74
"Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan" (74)

Kota Petra adalah kota yang dibangun dengan menatah, memahat batu cadas gunung, dengan keindahan yang luar biasa, dengan system drainase dan saluran air bersih yang bagus, dan berbagai bangunan yang menunjukkan ketinggian peradaban mereka. Tetapi pada akhirnya ditinggalkan penduduknya. Dan sempat hilang selama ratusan tahun.

Ini adalah bukti bahwa kecerdasan, kehebatan manusia tidak akan membawanya kepada keabadian. Logika yang super hebat, keahlian skill yang super mumpuni, Peradaban yang maju, pada akhirnya tunduk kepada ketetapan, kekuasaan Allah.

Profil kota Petra
Petra merupakan salah satu harta peninggalan sejarah yang terletak di Negara Yordania. Tersembunyi di balik tebing-tebing batu yang tinggi, Petra menampilkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Bebatuan dan tebing cadas yang berwarna merah mawar menutupi kota, seakan di rancang untuk di kagumi oleh orang yang memasukinya. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.

Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan 9 tahun Sebelum Masehi sampai tahun ke-40 M oleh Raja Arteas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir.

Keunikan dan kehebatan dari suku Nabataeans juga terletak pada kecanggihan dan kejeniusannya dalam membangun dan merancang saluran air. Lebih dari 2000 tahun yang lalu merakak telah membangun DAM dan lubang parit sebagi saluran air, sehingga memungkinkan orang bisa hidup dan tinggal di daerah tandus atau gurun pasir seperti itu.

Petra Dari Masa Ke Masa
Abad ke-1 Sebelum Masehi, Kerajaan Nabatean menjangkau wilayah Damaskus di utara dan Laut Mati di selatan. Saat itu, Petra telah didiami sekitar 30 ribu penduduk. Di masa itu dibangun Kuil Agung.

Tahun 106 Masehi, Romawi telah menguasai wilayah ini. Di bawah pimpinan kaisar Trajan, Petra mengalami pertumbuhan yang pesat. Arsitektur diPetra-pun terpengaruh oleh arsitektur Romawi.

Tahun 363, terjadi gempa bumi dahsyat yang menghancurkan banyak bangunan dan sistem saluran air yang sangat vital bagi masyarakat kota Petra, kemudian Petra-pun perlahan ditinggalkan.

Di abad ke-12 setelah Perang Salib, Petra sempat menjadi ‘kota yang hilang’ lebih dari 500 tahun lamanya. Hanya penduduk lokal, suku badui yang mengetahuinya.

Pada tahun 1812, Petra ditemukan kembali oleh penjelajah dari Swiss bernama Johann Ludwig Burckhardt, yang menyamar sebagai orang muslim.

Tidak ada gunanya menuhankan otak. Tundukkanlah otak, logika, hawa nafsu hanya kepada Kemauan Allah, syariat yang dibawa Rasulullah SAW.



READ MORE [...]

Musibah yang Meninggikan

Perhatikan 2 ayat berikut :

Al Ankabuut 29 : 2
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (2)

Al Anbiya 21 : 35
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (35)


Hakikat Musibah
Jelas sekali bahwa jika kita menisbatkan diri, merasa bagian dari orang beriman, maka pasti akan mengalami ujian dari Allah. Apa bentuk ujiannya ? Bisa berupa kebaikan bisa juga berupa keburukan.
Maka jangan kaget jika kemudian datang kondisi-kondisi sulit, suasana yang menyayat hati, perasaan yang begitu menekan, menerpa kita. Hingga kita merasa dunia ini begitu sempit. Kita merasa kehabisan jalan keluar. Merasa tidak ada lagi harapan baik akan hari esok. Kehilangan orang yang dicintai, kecelakaan lalu lintas, kehilangan motor, usaha yang seret, kena tipu, nilai ujian yang buruk, dihinakan orang dan sebagainya adalah sebagian kecil bentuk skenario Allah dalam menguji umat-Nya. Jika kita sedang atau pernah dan pasti pernah mengalami hal itu maka ketahuilah bahwa itu adalah ujian dari Allah untuk menguji keimanan kita.
Tetapi ketahuilah bahwa ujian adalah suatu proses untuk meningkatkan jenjang kedudukan kita. Anak SD akan mengalami ujian untuk masuk ke derajat SLTP. Semakin banyak ujian yang dihadapi maka akan semakin tinggi kedudukan sang penuntut ilmu tersebut. Seorang professor telah mengalami ujian berkali-kali, yang jauh lebih banyak dibandingkan seorang lulusan SLTP. Maka jika kepahitan dalam hidup, kesedihan dalam hidup, musibah, itu diartikan sebagai ujian maka itu berarti orang yang tertimpa musibah sebenarnya sedang mendapat kesempatan untuk promosi kedudukan yang semakin baik. Dengan catatan dia lulus dalam menghadapi ujian tersebut.
Maka mulai sekarang tolong dipahami, ketika Allah menurunkan musibah kepada kita, sebenarnya Allah sayang kepada kita. Allah sedang ingin meninggikan kedudukan kita. Hanya tugas kita kemudian adalah memutar otak, memeras pikiran agar dapat lulus dari ujian Allah tersebut. Maka apakah masih mau marah, menghujat kepada Allah ketika ditimpa musibah? Sementara Allah bermaksud meninggikan kedudukan kita?

Bentuk Peninggian Allah kepada Hamba-Nya
Setidaknya ada 4 hal yang akan kita dapatkan sebagai balasan dari kesabaran terhadap cobaan yang Allah karuniakan kepada kita. Yang sebenarnya adalah untuk meninggikan kedudukan kita, memberikan posisi dan kondisi yang lebih baik kepada kita.
1. Allah akan mengganti yang lebih baik

Ummu Salamah berkata “Saya mendengar Rasulallah bersabda, “Tiada seorang muslim pun yang ditimpa suatu musibah lalu mengucapkan apa yang diperintahkan Allah (yang artinya : Sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita akan kembali. Ya Allah berikanlah pahala kepadaku atas musibah ini, dan gantikanlah dengan yang lebih baik darinya), kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. (H R Muslim)

Ketika Ummu Salamah ditinggal mati suaminya, Abu Salamah, seorang yang shalih. Kemudian Ummu Salamah memanjatkan doa tersebut. Tak berapa lama waktu kemudian, Abu Salamah sang mantan suami,  diganti yang lebih baik ….............................................…., diganti dengan Rasulullah, seorang manusia yang paling baik sejagat.

2. Kesabaran pada musibah akan menjadi kaffarah (penghapus dosa)

Aisyah berkata Rasulullah bersabda “Setiap musibah yang menimpa seorang muslim pastilah Allah menjadikannya kaffarah (penghapus dosanya) meskipun itu hanya tertusuk duri”

Abu Hurairah meriwayatkan, “Ujian akan terus datang kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasadnya, hartanya, dan anaknya sehingga dia menghadap Allah dengan keadaan tanpa membawa dosa” (H R Ahmad)

3. Surga

Abu Hurairah berkara, Rasulullah bersabda “ Allah berfirman : “Tidak ada pahala yang kusediakan bagi hambaku yang beriman, yang jika aku ambil kekasihnya (semua yang dikasihi) dari penduduk dunia, lalu ia ikhlas, kecuali surga” (H R Bukhari).

4. Allah mengajarkan Ilmu

Ingat saat pertama kali belajar naik motor atau naik mobil? Apa yang anda rasakan?
Grogi, deg-degan, berkeringat dingin, gemetar, ketakutan setengah mati, nggak nyaman. Tetapi jika anda mampu mengatasi ketidaknyamanan itu, maka anda InsyaAllah akan tambah satu ilmu yaitu ilmu naik motor. Bagaimana dengan orang yang tidak mau meneruskan program belajar naik motor? Maka dia tidak akan tambah ilmunya, tidak akan bisa naik motor selamanya.

Begitu juga dengan kehidupan. Orang yang berlari dari masalah, justru menghujat orang lain, mencari kambing hitam, stress, depresi, tidak bisa menerima kenyataan, maka dia tidak akan semakin cerdas dalam menjalani hidup. Tetapi orang yang tabah, sabar dalam menjalani ujian, musibah, maka orang inilah yang akan semakin cerdas. Orang yang pandai mengambil hikmah. Ulil Albab.
Seluruh uraian di atas itulah yang dimaksud dari surah Alam Nasyrah (94 : 5 – 6)
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)

Nikmat Allah Manalagi Yang Akan Kita Dustakan
Memang di luar 4 hal tersebut, musibah kadang datang untuk memperingatkan kita, sedikit mencubit kita, agar segera tersadar dan kembali ke jalan Allah setelah beberapa waktu tersesat. Awalnya hanya cubitan kecil. Jika kita tidak juga merasa, kemudian diingatkan dengan dipukul sedikit keras. Jika tidak terasa juga kemudian dipukul dengan tenaga yang lebih besar. Bukankah kadang seseorang harus disentak atau ditendang agar tidak terperosok ke dalam jurang yang dalam. Karena toh sakit akibat jatuh ke dalam jurang jauh lebih fatal dibanding sakit akibat ditendang atau disentak untuk mengingatkan. Itulah musibah sebagai bentuk peringatan dari Allah kepada hamba-Nya. Bukankah ini juga bentuk kasih sayang Allah kepada kita?
Nah jika sudah diingatkan berkali-kali tetap juga ngeyel, berkeras istiqamah di jalan sesat, kemudian baru turun musibah yang membinasakan. jika sudah sampai di titik ini endingnya ya mati, selesai. Maka pandai-pandailah kita dalam membaca tanda-tanda dari Allah dan segera kembali ke jalan-Nya agar tidak perlu diingatkan dengan musibah yang menyakitkan atau bahkan mesti mendapatkan adzab yang membinasakan.
Nah dari semua uraian di atas, bukankah musibah pada hakikatnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Sementara kenikmatan jelas juga bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Jika musibah adalah kasih sayang Allah dan kenikmatan adalah kasih sayang Allah, maka bukankah seluruh prosesi kehidupan kita di dunia adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita?
Ar Rahman 55 : 13
Maka nikmat Tuhan kamu yang manalagi yang akan kamu dustakan?(13)
Maka tidak ada alasan lagi untuk tidak mencintai Allah.
Sungguh tidak pantas lagi jika ada musibah yang sebenarnya akan meninggikan kita, justru kita menghujat Allah, mengeluhkannya, membenci Allah. Mulai sekarang mari kita rubah persepsi kita. Apakah yang akan menimpa kita, entah nikmat atau musibah, kita hadapi dengan ikhlas, ridha karena semuanya adalah kasih sayang dari Allah untuk meninggikan kita. Dan mari kita syukuri dengan sikap sabar dan syukur. Bersyukur dengan semua potensi di jasad dan jiwa kita yang Allah karuniakan, dengan mengabdi sebaik-baiknya, bertaqwa kepada Allah dengan taqwa yang sebenarnya, menjalankan Islam secara kaaffah. Insya Allah.
Wallahu A'lam

Ya Allah mampukanlah kami untuk senantiasa taat kepada-Mu. Ampuni kami atas kesalahan sikap kami dalam mensyukuri kenikmatan-Mu. Karuniakanlah  kepada kami rahmat dari sisi-Mu.
Subhanallah. Alhamdulillah. Laa illaha Illahu. Allahu Akbar. Laa haula walaa quwwata illa billah




*sumber
READ MORE [...]

Kekeliruan Pendidikan di Indonesia

Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" 
"Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.*

Budaya Menghukum
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. "Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di sini, "lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbedabeda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan 
Bisakah kita mencetak orangorang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan
menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. 
Thursday, 15 July 2010
*RHENALD KASALI 
*Ketua Program MM UI
READ MORE [...]

Taman

berdiri disini kutermenung
haru terasa mengandang rindu
dulu disini sebuah taman
tempat engkau menanti diriku

* tiada lagi taman yang indah
berganti dengan pencakar langit
hilang semua warna kotamu
mudah terhapus tuntutan jaman

yeh...

tadinya kuingin melepas rindu
sekedar...
mengingat dirimu yang kini telah jauh
tlah kutemukan tempat berteduh
tuk menghindari panas mentari

back to *
tiada lagi taman yang indah
tempat dulu kita bertemu dulu
hilang semua warna kotamu
seiring dengan dirimu pergi

[Post Therapy]
download lagu disini
READ MORE [...]

Tips Waterproff

Untuk Tenda, Poncho, Ransel, & Sleeping Bag

Sering kali kita dikecewakan oleh peralatan kita seperti tenda, poncho, ransel, dan sleeping bag. Pasalnya peralatan tersebut baru saja kita beli dan setelah dua sampai tiga kali kita pakai, peralatan tersebut sudah kehilangan anti airnya. Nah, berangkat dari pengalaman tersebut kami ingin membagi ilmu. Bagaimana caranya mengembalikan anti air tersebut.


Jurus Pertama
Sediakan 100 gram tawas (aulin), 200 gram loodacetat. Masing-masing dilarutkan dalam 1,5 liter air dan didiamkan selama 12 jam. Setelah itu campurkan bagian jernih dari kedua larutan itu. Kemudian setelah kotoran-kotorannya dibuang, pada campuran itu tambahkan 3 liter air lagi.

Nah, anda dapat mulai memasukkan peralatan yang telah dicuci bersih. Diamkan selama 24 jam. Jangan lupa balikkan peralatan tersebut agar basahnya merata. Keringkan peralatan tersebut tanpa diperas dan anda telah memiliki peralatan yang anti air kembali.

Jurus kedua
Sediakan 25 gram sabun cuci, 25 gram agar-agar, 1,5 liter air panas dan 25 gram tawas. Larutkan sabun dan agar-agar tersebut dalam air panas yang telah disediakan tadi. Setelah hancur tambahkan 2 liter air dingin.
Masukan ransel yang telah dicuci dan direndam selama 24 jam. Keringkan tanpa diperas dan jemurlah hingga kering.

Demikianlah jurus-jurus ampuh untuk mengembalikan anti air pada peralatan gunung kita. Selamat mencoba!

*source
READ MORE [...]

Flowers in The Window

When I first held you I was cold
A melting snowman I was told
But there was no one there to hold before
I swore that I would be alone forever more

Wow look at you now
Flowers in the window
It's such a lovely day
And I'm glad you feel the same
'Cause to stand up, out in the crowd
You are one in a million
And I love you so
Let's watch the flowers grow

There is no reason to feel bad
But there are many seasons to feel glad, sad, mad
It's just a bunch of feelings that we have to hold
But I am here to help you with the load

Wow look at you now
Flowers in the window
It's such a lovely day
And I'm glad you feel the same
'Cause to stand up, out in the crowd
You are one in a million
And I love you so
Let's watch the flowers grow

So now we're here and now is fine
So far away from there and there is time, time, time
To plant new seeds and watch them grow
So there'll be flowers in the window when we go

Wow look at us now
Flowers in the window
It's such a lovely day
And I'm glad you feel the same
'Cause to stand up, out out in the crowd
You are one in a million
And I love you so
Let's watch the flowers grow

Wow look at you now
Flowers in the window
It's such a lovely day
And I'm glad you feel the same
'Cause to stand up, out in the crowd
You are one in a million
And I love you so
Let's watch the flowers grow
Let's watch the flowers grow

*TRAVIS
download lagu klik disini
READ MORE [...]

Batik Sebuah Lakon

details:Hardcover, 1.278 pages
isbn13: 9789795154280
penulis: Iwan Tirta
published: 2009 by PT. Gaya Favorit Press
 
“Dalam Bahasa Jawa ada sebuah ungkapan yang sangat indah: nunggak semi. Artinya, bersemilah, tumbuh dan berkembanglah, tetapi tetap berpangkal pada pokok atau batang utama. Saya berusaha selalu menerapkan makna bijak ini dalam langkal saya melakoni batik!” [h. 225]

Iwan Tirta adalah sosok “saya” pada kalimat di atas. Bagi orang yang terbiasa dengan dunia fashion atau batik pasti kenal dengan pria yang telah berusia lebih dari 70 tahun ini. Tapi bagi saya yang sangat buta dengan dunia fashion, nama Iwan Tirta baru-baru ini saya kenal.

Menarik. Saya suka dengan covernya elegan yang bernuansa Jawa, dengan background berwarna coklat tua. Bagian sampul ini dilengkapi gambar wayang, dengan bagian bawahnya yang dipenuhi dengan hamparan kain batik. Cantik! :) Sayang sekali saya tidak mendapatkan gambar sampul buku ini saat melakukan searching.

Rasa takjub tidak hanya berhenti pada bagian cover, tetapi berlanjut dengan foto-foto yang diambil dengan sangat apik. Batik adalah subyek foto yang hamper memenuhi buku ini… Subhanallah. Sebenarnya saya lumayan sering melihat foto batik, lewat jeng google. Namun, kali ini foto kain batik terlihat lebih dan lebih jelas, sekaligus menonjolkan detail-detail dari ragam hias yang memang selalu ditonjolkan dalam kain batik. Kali ini benar-benar beautiful!

Okey, berhenti mengagumi sampul depan dan foto-foto di sana…

Iwan Tirta, sosok inilah yang diangkat dalam buku bergenre memoir ini. Sungguh, saya dibuat kagum dengan pengetahuan dan dedikasinya dengan kain batik. Bahkan studi hukum yang sudah dilakoninya hingga S3, dan status sebagai dosen Universitas Indonesia, rela dilepasnya untuk lebih menggeluti kain yang telah diresmikan UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.

Batik yang memiliki berbagai unsur ragam hias dan keelokan filosofi budaya bangsa, mempesona pria yang memiliki nama asli Nursjirwan Tirtaamidjaja. Salah satu penelitiannya terhadap tarian Bedaya, semakin mengukuhkan kecintaannya dengan Batik. Dari buku ini mengalirkan kisah perjalanan Iwan Tirta dari kisah masa kecilnya yang memang akrab dengan batik, menjadi sosok desainer batik hingga langsung menerjunkan diri menjadi seorang pembatik.

Really like this book!

Dari buku ini saya tidak hanya disuguhi kisah perjalanan Iwan Tirta, tetapi juga sejarah dan budaya Jawa seperti seni wayang, seni tari Bedaya, teknik membatik, sejarah dan filosofi di balik sebuah ragam hias batik. Bahkan buku ini juga dirancang dengan pola seperti pertunjukan wayang. Mulai dari Talu [Pembuka:], Adeg Jejer [Keraton:], Adeg Sabrang [Pengaruh-pengaruh luar:], Gara-gara [Kemelut:] dan diakhiri dengan Tancep Kayon [Penutup:].

Saya benar-benar menikmati buku yang satu ini. Selain karena perjalanan hidup dan profesi Iwan Tirta yang pantang menyerah dan berdedikasi terhadap batik, buku yang berukuran besar ini juga memperkaya wawasan saya dengan budaya Jawa dan batik.

Satu hal yang masih selalu digaris-bawahi dan menjadi permasalahan yang tidak hanya disampaikan dalam buku ini, yaitu kepedulian generasi dengan kekayaan batik yang semakin menyusut dari waktu ke waktu.

*reviewer: sinta nisfuanna
READ MORE [...]

Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan

published: June 27th 2010 by GoodFaith Production
details: Bookpaper, 329 pages
penulis:  Fahd Djibran
 
”Suara, nyanyian, musik, gunung, pantai, langit, padang pasir, laut yang membuat mereka indah sesungguhnya hal yang tidak kelihatan. Matahari juga tak bisa ditatap langsung oleh mata, tetapi yang membuatnya indah bukan hal yang bisa ditatap langsung oleh mata kan? Selalu ada sesuatu. Sesuatu yang misterius tetapi sangat bermakna. Itulah yang harus kau temukan… Keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati.” (Hal.143)

Sebuah kutipan menarik dari novel “Rahim” karya Fahd Djibran. Saat pertama kali melihat novel ini, saya langsung memberikan minimal 2 bintang untuk novel ini. Tampilan depan yang sangat menarik, panduan antara gambar yang bagus dan siluet perempuan hamil yang bila dibuka terdapat gambar tahapan pertumbuhan seorang bayi. Di dalam novel ini juga terdapat gambar-gambar yang mendukung visualisasi cerita. Tulisan yang sedikit lebih besar dari biasanya dan kutipan yang disajikan dalam halam sendiri membuat ini makin menarik minat untuk menikmati tiap lembarnya.

Novel ini khas Fahd Djibran. Selalu mengajak kita merenung dan memikirkan kembali sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda. Novel ini mempunyai tokoh utama bernama Dakka, Pengabar Berita dari Alam Rahim. Dia menceritakan kejadian dari tiap tahap pertumbuhan, dari segumpal darah hingga ia pergi meninggalkan Alam Rahim menuju ke Alam Dunia. Menurut saya, Fahd sukses meramu antara pengetahuan ilmiah dengan filsafat kehidupan. Novel ini membuat pikiran kita berbeda dalam memaknai tiap kejadian.

Hal yang menarik dalam buku ini kita bisa merasakan bagaimana perasaan seorang Ibu sangat mengandung anaknya. Fahd membuat tulisan yang sangat bagus mengenai Ibu pada halaman 187:
” Kau tahu, bila kau diberi kesempatan untuk mengikuti seluruh gerak-gerik Ibumu ketika mengandungmu, melihat seluruh sketsa hidup yang ia jalani bersamamu di perutnya, kuyakinkan kepadamu bahwa ia melakukan segala hal yang terbaik yang bisa ia lakukan untuk menjagamu, merawatmu, memberikan segala yang terbaik untukmu.”

Fahd mengingatkan saya sendiri untuk selalu menghargai dan menghormati Ibu. Ibu saya mengandung saya lebih lama dari Ibu lainnya. Dia mengandung saya kurang lebih selama sepuluh bulan dengan berat lahir 4.6 kilogram. Fahd mengingatkan saya betapa sulit ibu saya menjalani aktivitas dengan keberadaan saya dalam perutnya. Semalam saya bertanya khusus kepadanya, ”Ribet ya ma?Berat bawa aku kemana-mana?”. Lalu ia menjawab, ”Berat sih iya, tapi santai aja tuh.” Jawaban sederhana tetapi penuh makna di belakangnya. Bahkan saya tak perlu melanjutkan bagaimana proses persalinan yang dialaminya untuk mengetahui seberapa besar perjuangan yang telah Ibu lakukan.

Perjuangan yang saya pun entah sanggup menjalaninya. Lalu dengan jahatnya kita setelah beranjak besar berani menyakiti hatinya. Fahd menulisnya dengan tepat pada halaman 194:
”Dialah ibumu, ibunda darah dagingmu. Diaalh Ibu kandungmu, Ibunda kehidupanmu. Lalu yang selalu membuatku heran, mengapa setelah kau dewasa dan merasa bisa mengurusi kehidupanmu sendiri kau akan melupakan semuanya? Melupakan segala kebaikan hati dan pengorbanannya? Dan kau berani memarahinya, membuatnya menangis dan bersedih, mengecewakan hatinya dan melukainya? Gerangan virus jahat macam apakah yang merasuki pikiranmu, membutakan hatimu?”

Peran ayah pun tak dilupakan pada novel ini. Ayah yang merelakan perhatian istrinya terbagi untuk anak-anaknya. Ayah yang berusaha untuk mendapatkan yang terbaik untuk anaknya, Ayah yang kesannya jauh dari jangkauan tapi menyayangi anaknya dengan sepenuh hatinya. Ayah yang rela dibenci anaknya karena bersikap tegas dan disiplin demi kehidupan yang lebih baik untuk anaknya di masa depannya kelak. Ada ketidaksetujuan saya dalam tulisan Fahd di halaman 255, ” Ayahmu barangkali bukan ayah yang terbaik di dunia,, tetapi ia selalu berusaha melakukan dan memberikan segala hal yang terbaik untukmu-sejauh yang ia bisa.” Menurut saya jika dia telah berusaha sejauh yang ia bisa, maka dialah Ayah terbaik di Dunia. Ayah saya, ayah anda dan ayah orang lain merupakan Ayah yang terbaik di dunia.

Ada bagian yang menarik dalam novel ini berupa surat bayi perempuan yang diaborsi ibunya. Isinya sangat menyayat hati dan membuat kita menyesali perbuatan aborsi yang banyak para wanita lakukan. Banyak pasangan suami istri yang tak kunjung mendapatkan seorang anak rela memberikan hartanya untuk mendapatkannya. Maka ketika ada kasus aborsi, muncullah pertanyaan di benak mereka apa sebenarnya rencana Tuhan?

Sebuah novel karya Fahd Djibran yang sangat layak untuk dibaca oleh kita semua, Tak peduli tua atau muda, sudah menikah atau belum. Fahd mengajak kita untuk melihat semuanya dari hati bukan dari mata. Seperti kutipan dalam novelnya:
”Tak semua jalan yang terlihat akan membawamu pada jalan yang benar. Kadang jalan yang benar adalah jalan yang tak terlihat oleh matamu. Jangan biarkan matamu yang memutuskan kemana kau akan pergi, biarkanlah hatimu yang memutuskan kemana kau ingin pergi.” (Hal.157) 

*reviewer: Fahd Djibran 
READ MORE [...]

Membaca Kepribadian dari Tulisan

Setiap tulisan yang di buat oleh seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut.. Teknik ini dinamakan Grafologi.

Dan tentunya butuh pembelajaran untuk mengerti.
Bagaimanakah cara membacanya? Mungkin sebagian dari teman teman ingin tahu kepribadian orang dari gaya menulisnya..

Grafologi adalah ilmu yang mempelajari karakter seseorang dengan cara menganalisa tulisan tangannya, buku pertama tentang grafologi ditulis oleh Camillo Baldi, seorang dokter asal Itali pada tahun 1622. Tahun 1872, Jean Michon menerbitkan bukunya yang menjadi buku pokok grafologi pada saat itu. Tak lama kemudian, universitas universitas di Eropa mulai memberi gelar Ph.D. atau Master di bidang ini.

Ada dua metode untuk menilai karakter dan kepribadian lewat ilmu ini, yaitu teknik Jerman dan teknik Perancis. Metode Jerman dengan cara melihat secara keseluruhan tulisan seseorang. Sedangkan pada teknik Perancis cenderung menganalisa per huruf lalu digabungkan. Seorang pemula biasanya mempelajari teknik Perancis terlebih dahulu.

Menurut riset, keakuratan analisa grafologi mencapai 80-90%.
Beberapa sifat yang bisa dilihat lewat tulisan seseorang:

1. Arah kemiringan huruf
Ke kanan = ekspresif, emosional
Tegak = menahan diri, emosi sedang
Ke kiri = menutup diri
Ke segala arah dalam 1 kalimat = tidak konsisten
Ke segala arah dalam 1 kata = ada masalah dengan kepribadiannya

2. Bentuk umum huruf-huruf
Bulat atau melingkar = alami, easygoing
Bersudut tajam = agresif, to the point, energi kuat
Bujursangkar = realistis, praktek berdasar pengalaman
Coretan tak beraturan = artistik, tidak punya standar

3. Huruf-huruf bersambung atau tidak
Bersambung seluruhnya = sosial, suka bicara dan bertemu dengan orang banyak
Sebagian bersambung sebagian lepas = pemalu, idealis yang agak sulit membina hubungan (terlebih hubungan spesial).
Lepas seluruhnya = berpikir sebelum bertindak, cerdas, seksama

4. Spasi antar kata
Berjarak tegas = suka berbicara (mungkin orang yang selalu sibuk?)
Rapat/Seolah tidak berjarak = tidak sabaran, percaya diri dan cepat bertindak

5. Jarak vertikal antar baris tulisan
Sangat jauh = terisolasi, menutup diri, bahkan mungkin anti sosial
Cukup berjarak sehingga huruf di baris atas tidak bersentuhan dengan baris di bawahnya = boros, suka bicara
Berjarak rapat sehingga ujung bawah huruf ‘y’, ‘g’, menyentuh ujung atas huruf ‘h’, ‘t’ = organisator yang baik

6. Interpretasi huruf ‘t’
Letak palang (-) pada kail ‘t’
- Cenderung ke kiri = pribadi waspada, tidak mudah percaya
- Tepat di tengah = pribadi yang kurang orisinil tapi sangat bertanggung jawab
- Cenderung ke kanan = pribadi handal, teliti, mampu memimpin
 
Panjang kail ‘t’ menunjukkan kemampuan potensial untuk mencapai target.
 
Tinggi-rendah palang (-) pada kail ‘t’
- Rendah = setting target lebih rendah dari kemampuan sebenarnya (kurang percaya diri atau pemalas)
- Tinggi = setting target tinggi tapi juga diimbangi oleh kemampuan
- Di atas kail = setting target lebih tinggi dibanding kemampuan

7. Arah tulisan pada kertas
Naik/menanjak = energik, optimis, tegas
Tetap/lurus = perfeksionis, sulit bergaul
Turun = seorang yang tertekan atau lelah, kemungkinan menutup diri

8. Tekanan saat menulis
Makin kuat tekanan, makin besar intensitas emosional penulisnya.

9. Ukuran huruf
Makin kecil huruf yang ditulis, maka makin besar tingkat konsenterasi si penulis, begitu pula sebaliknya.

10. Sedikit tentang huruf “O”
- Adanya rahasia ditunjukkan oleh lingkaran kecil pada huruf “O”
- Kebohongan ditunjukkan oleh lingkaran huruf “O” yang mengarah ke kanan

READ MORE [...]

Kestabilan Pangan

Pangan sejak dahulu kala menjadi suatu faktor yang sangat strategis dalam kehidupan manusia. Pangan secara hakiki merupakan salah satu kebutuhan mendasar dalam pemenuhan aspirasi humanistik. Selain menjadi barang kebutuhan pokok, pangan juga menentukan kebijakan ekonomi suatu negara. Bahkan tak jarang menjadi komoditas politik yang sangat menentukan dan mempengaruhi masyarakat secara luas. Seiring perkembangan peradaban kebutuhan jumlah dan deferensiasi pangan terus saja meningkat.

Brown dan Eckholm (1997) berpendapat bahwa, kalau pun satu-satunya tujuan kita dalam pembangunan pertanian adalah penyediaan pangan yang cukup untuk penduduk dunia yang kian bertambah, kita tidak cukup hanya melipatgandakan produksi padi-padian, tetapi kita harus dapat meningkatkannya tiga kali lipat pada abad terakhir di milenium tersebut dan akan senantiasa mengalami peningkatan yang signifikan dalam waktu ke waktu.

Negara-negara yang meletakkan pilar ekonominya pada sektor pertanian umumnya juga sangat dipengaruhi faktor alam. Misal saja, negera-negara di khatulistiwa sangat memperhatikan faktor produksi pertanian karena didukung oleh faktor alam yang sangat cocok. Kecocokan tersebut datang dari, biodeversity termasuk varietas tanaman pangan yang mampu tumbuh dengan baik. Kemudian suhu, ketinggian tempat, intensitas penyinaran, dan curah hujan yang sesuai. Meskipun pasca revolusi industri banyak negara-negara yang meletakkan pondasi perekonomiannya pada sektor teknologi industri tetapi, tetap saja sektor pangan sulit untuk tergantikan. Setidaknya, dilakukannya sinkronisasi dan integrasi antara industri dan pertanian (pangan).

Sekilas Sejarah Pertanian dan Pangan
Sejarah menginformasikan kepada manusia bahwa, sejak zaman Adam hingga abad ke-21 ini sektor pertanian dan pangan memegang peranan yang sangat vital dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Jika dicermati, peradaban-peradaban besar yang pernah ada di dunia ini selalu didukung dengan faktor ketahanan pangan. Dapat disebutkan, Peradaban Sumeria (Iraq) sangat bertumpu pada mata pencaharian sektor pertanian dan produksi pangan. Peradaban ini berkembang di sekitar aliran sungai Eufrat dan Tigris, dimana daerah-daerah di sekitar aliran sungai tersebut menjadi subur dan sangat cocok untuk lahan budidaya pertanian.

Peradaban Mesir besar juga karena sektor pertanian. Peradaban ini didukung oleh aliran sungai Nil. Peradaban di India juga dibesarkan oleh adanya aliran sungai Ghangga yang menyuburkan daerah sekitarnya. Peradaban Tiongkok dengan sungai Yang tse. Ataupun negara Vietnam yang pertaniannya maju karena adanya dukungan dari sungai Mekhong yang membawa lumpur subur. Di nusantara sendiri, baik kerajaan Mataram lama maupun Mataram Islam meletakkan strategi ekonominya pada sektor agraris.

Sebelum masyarakat dunia mengenal bercocok tanam, pada awalnya usaha untuk mendapatkan pangan diawali dengan mencarinya di hutan. Usaha ini dilakukan manusia ketika masih hidup nomaden (berpindah-pindah). Namun, setelah menjalani kehidupan yang sedenter (menetap) dimulailah aktivitas bercocok tanam (Mangoendidjojo, 2003). Yaitu, dengan meletakkan atau menanam biji-bijian yang didapatkan dihutan. Setelah sekian lama maka, metode budidaya, jenis peralatan, dan produksi yang mampu dihasilkan pun semakin meningkat sampai di zaman modern ini. Pada masa klasik, untuk meningkatkan dan mengelola produksi pangan, manusia menggunakan semua faktor yang berasal dari alam dan hanya didasarkan pada pengalaman yang diwariskan oleh pendahulunya. Perkembangan pengelolaan pertanian yang semakin maju tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mulai dikenal di dunia.

Kebutuhan untuk meningkatkan produksi pangan tersebut juga dikarenakan adanya pertambahan jumlah penduduk dunia. Sehingga, manusia akan cenderung terus berpikir tentang bagaimana jumlah pangan yang didapatkan dari aktivitas budidaya pertanian terus meningkat. Hal ini dilatarbelakangi oleh sensitifnya ketersediaan pangan. Artinya, jika sektor pangan tidak mendapatkan perhatian lebih maka, akan mampu menyebabkan ketidakstabilan kehidupan. Akan mudah terjadi konflik bahkan hingga mengarah pada perpecahan. Namun, ketika kepentingan penduduk dunia untuk mendapatkan pangan mampu tercukupi dengan baik maka, kehidupan sosial akan mampu berjalan dengan baik pula. Jadi, dapat dikatakan bahwa, antara kestabilan ketersediaan pangan dengan kestabilan kehidupan adalah berbanding lurus.
READ MORE [...]

Ajaran Bung Karno Untuk Marhein dan Proletar

Sejak tanggal 8 Juli 2010 di berbagai suratkabar dan televisi di Indonesia diberitakan adanya aksi-aksi unjuk rasa yang diadakan berbagai kalangan masyarakat mengenai nasib rakyat miskin di Indonesia kita ini..

Semua orang yang betul-betul prihatin terhadap situasi bangsa dan negara kita dewasa ini pastilah akan menghargai aksi-aksi yang digelar di banyak kota di Indonesia, yang menuntut kepada semua fihak untuk memperhatikan keadaan puluhan juta rakyat miskin  - dan setengah miskin –yang berjumlah puluhan juta, bahkan mendekati 100 juta jiwa.

Kiranya, kita patut memberi salut setinggi-tingginya kepada semua kalangan dari berbagai golongan masyarakat, tidak peduli dari organisasi kemasyarakatan apapun, dan dari aliran politik yang manapun, atau agama apa pun, yang dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan tulus serta  jujur, sudah melakukan macam-macam kegiatan sosial atau perjuangan politik untuk membela kepentingan  rakyat miskin pada umumnya, termasuk golongan marhaen dan proletar.

Terutama kepada kalangan pemuda,  mahasiswa, penganggur, perempuan miskin, serta golongan rakyat miskin lainnya  yang  dengan susah-payah¸ dan dalam kehidupan sehari-hari yang sudah serba sulit karena berbagai penderitaan, masih secara sukarela menyediakan tenaga, waktu, dan fikiran untuk bersama-sama berjuang demi kepentingan rakyat miskin umumnya, yang jumlahnya puluhan juta orang.

Mempersoalkan nasib rakyat miskin adalah perlu sekali
Kalau kita ingat bahwa kalangan luas elit bangsa sudah begitu rusak moralnya atau begitu bejat akhlaknya, dan secara beramai-ramai bergelimang dengan harta haram dari hasil korupsi dan  berbagai macam kejahatan dalam merampok atau menjarah harta negara dan rakyat lainnya maka aksi-aksi untuk membela rakyat miskin ini adalah kegiatan yang sungguh penting bagi bangsa secara keseluruhan.

Ketika kalangan atas (pemerintahan, DPR dan partai-partai politik) melakukan kongkalikong soal skandal besar bank Centuty yang menyangkut dana Rp 6, 7 triliun, atau ketika heboh soal pajak perusahaan Aburizal Bakri (Rp2, 4 triliun) tak tentu arahnya,  atau ketika kasus korupsi besar-besaran para petinggi POLRI masih terus diusut, atau ketika kasus-kasus hakim dan jaksa yang menyangkut ratusan milyar rupiah juga masih banyak yang belum terbongkar, maka mempersoalakan penderitaan orang miskin jang puluhan juta jumlahnya itu adalah satu hal yang perlu dan baik sekali.

Sebab, berdasarkan  angka-angka resmi pemerintah (BPS, menurut Kominfo-Newsroom) ) jumlah rakyat miskin dalam bulan Maret  2010 adalah sebesar 31,02 juta jiwa (13,33%). Walaupun ada banyak kalangan yang tidak mempercayai sepenuhya angka-angka BPS ini  (sebab ada yang mengatakan bahwa angka seluruh rakyat miskin yang sebenarnya  adalah mendekati 40 juta jiwa)  namun jumlah 31 juta jiwa orang miskin nyatanya  sudahlah besar sekali !
Menurut angka-angka resmi itu persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan pada Maret 2009 sekitar  63,38 persen penduduk miskin berada di daerah perdesaan,

Berdasarkan pengalaman selama  berpuluh-puluh tahun sejak pemerintahan Orde Baru sampai sekarang jumlah rakyat miskin masih tetap terus tinggi dari tahun ke tahun. Dan sekarang pun tidak bisa diharapkan bahwa jumlah orang miskin di Indonesia akan bisa berkurang dalammasa dekat. Bahkan sebaliknya !!! Dengan adanya berbagai krisis ekonomi atau keuangan di dunia, yang mengakibatkan memburuknya situasi ekonomi Indonesia juga, maka jumlah orang miskin di negeri kita masih akan tetap tinggi, kalau tidak makin meningkat!

Penduduk Indonesia sekarang sudah 238 juta jiwa
Untuk bisa membayangkan betapa besar persoalan  yang dihadapi negara dan bangsa kita baiklah kita ketahui  bahwa Sensus Penduduk 2010 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 238 juta jiwa. Ini berarti bahwa jumlah penduduk negara kita adalah nomor  ke-4 di dunia, sesudah China, India dan Amerika Serikat. Dalam kurun sepuluh tahun terakhir jumlah anak bangsa bertambah sekitar 35 juta orang. Atau, saban tahun, pertambahan penduduk Indonesia setara dengan jumlah penduduk Singapura. Dalam tahun 2100 bukan tidak mungkin bahwa jumlah orang yang mendiami negeri ini mencapai 1 miliar.

Perlu kita catat bahwa  60% penduduk Indonesia  berada di Pulau Jawa yang luasnya hanya 10% dari total luas Indonesia. Komposisi tersebut tidak akan berubah jika dibandingkan dengan kondisi 40 tahun lalu, bahkan mungkin juga dalam beberapa puluh tahun lagi di masa datang.

Dari sudut pandang ini pulalah  kita perlu melihat pentingnya segala aksi, segala kegiatan atau segala macam perjuangan yang berkaitan dengan tujuan untuk membebaskan rakyat miskin kita yang sekarang berjumlah puluhan juta dari segala macam penderitaan berkepanjangan. Dan lebih penting lagi, kalau kita ingat bahwa masalah rakyat miskin ini akan  masih tetap menjadi persoalan besar bagi bangsa selama beberapa puluh tahun lagi di masa datang.

Rakyat miskin kita yang puluhan juta ini, terdiri dari macam-macam kalangan dan golongan dari berbagai suku, agama, faham politik atau aliran fikiran, yang tersebar di seluruh Indonesia dan terutama sekali di pulau Jawa. Umumnya, mereka itu  merupakan “kelas bawah”  yang menjadi korban segala macam penindasan, pemerasan, perampokan, penjarahan, dari kalangan atas bangsa sendiri, atau juga merupakan korban rejim militer Orde Baru, dan sekarang ini korban dari politik pro neo-liberalisme yang dijalankan oleh berbagai pemerintahan.

Kelas bawah tidak boleh ilusi terhadap kelas atasan
Kelas bawah yang terdiri dari rakyat miskin yang jumlahnya besar itu tidak bisa (dan juga tidak boleh !!!) mengharapkan adanya pembebasan dari segala macam penderitaan, hanya dari “kemauan baik”, atau “murah hati”, atau janji-janji yang muluk-muluk para pemimpîn atau tokoh-tokoh di pemerintahan, DPR, partai-partai politik, yang sudah puluhan tahun digembar-gemborkan terus-menerus dengan berbagai jalan dan cara. Sekarang sudah makin jelas dan banyak  terbukti, bahwa mereka itu sambil berkaok-kaok setinggi langit atas nama “kepentingan rakyat”, atau demi “kesejahteraan rakyat”, sedang mencuri harta rakyat dan negara secara besar-besaran.

Kerusakan moral, atau kebejatan akhlak di kalangan atas, baik di kalangan pemerintahan ataupun di kalangan masyarakat (temasuk di kalangan pemuka-pemuka agama) sudah sedemikian besarnya dan parahnya, sehingga banyak sekali orang dari berbagai kalangan dan golongan yang tidak punya harapan lagi bahwa masalah rakyat miskin dapat merek            a pecahkan dengan baik. Tidak sekarang ini, dan juga tidak di masa datang,  mungkin sampai puluhan tahun lagi !!! Harapan bahwa akan bisa ada perobahan besar-besaran dari atas atau perbaikan fundamenal oleh kalangan atas adalah hanyalah omong-kosong atau hanya ilusi yang harus dicampakkan jauh-jauh.

Perlulah kiranya ditegaskan lagi berulang-ulang bahwa perubahan yang benar-benar menguntungkan kepentingan rakyat tidak bisa diciptakan oleh kalangan atas (baik sipil maupun militer, termasuk swasta) yang memerintah atau menguasai kehidupan negara dan bangsa. Dan keadaan yang demikian itu jugalah yang kita saksikan dewasa ini, dengan apa yang terjadi di masa pemerintahan SBY.

Oleh karena itu,  sekarang makin jelas bahwa perubahan mendasar dan besar-besaran hanya bisa diharapkan dari kalangan bawah, atau bersama-sama kalangan bawah, atau oleh kalangan bawah, yang bersatu dengan dengan kekuatan-kekuatan lainnya yang sungguh-sungguh pro rakyat. Sebab, justru kalangan bawahlah yang paling berkepentingan dengan adanya perubahan-perubahan besar dan fundamental. Bukan kalangan atas, yang sebaliknya, malahan menghambat atau mencegah adanya perubahan-perubahan besar dan fundamenaL

Kelas bawah adalah sumber dan pendorong perubahan
Karena kalangan bawahlah yang paling  memerlukan adanya perubahan besar-besaran dan fundamental demi perbaikan hidup dan pembebasan dari penderitaan, maka mereka bisa merupakan pendorong utama dalam segala aksi atau kegiatan untuk perubahan ini. Dengan kalimat lain bisalah kiranya dikatakan bahwa kalangan bawah (yang sebagian terbesar terdiri dari rakyat miskin) bisa menjadi kekuatan pokok dari perjuangan. Berbagai penderitaan rakyat miskin adalah sumber kekuatan dan sumber inspirasi revolusioner untuk perubahan, baik untuk dewasa ini maupun di masa yang akan datang.

Oleh karena kondisi sosial ekonomis rakyat miskin pada umumnya sangatlah minim, dan banyak yang terpaksa hidup serba kekurangan dalam banyak hal (pendidikan, kesehatan, pangan dll) maka sungguh-sungguh merupakan hal yang patut kita hargai dan juga kita hormati, bahwa mereka masih mau melakukan kegiatan-kegiatan atau berjuang. Sebab, kalau dilihat dari pandangan yang jauh,  aksi-aksi atau kegiatan mereka itu tidaklah hanya untuk kepentingan mereka sendiri, melainkan untuk negara dan bangsa juga.

Aksi-aksi atau berbagai kegiatan untuk menyuarakan aspirasi rakyat miskin yang diadakan di berbagai kota di Indonesia baru-baru ini, merupakan  cambuk kepada kita semua, untuk mengingatkan bahwa di tengah-tengah heboh karena banyaknya pejabat-pejabat yang menjadi penjahat, serta bergelimangnya kalangan atas dengan bermacam-macam harta haram, maka masih ada lebih dari 30 juta rakyat kita yang miskin dan hidup sengsara. Aksi-aksi atau berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perjuangan rakyat miskin ini sebenarnya merupakan sumbangan besar bagi pendidikan politik yang penting dan berharga untuk kita semua. Ini menunjukkan, dan dengan jelas pula, bahwa politik berbagai pemerintahan kita selama ini lebih banyak menguntungkan kalangan atas   -- yang umumnya sudah kaya  --  dan berbagai gologan reaksioner yang tidak mempedulikan nasib rakyat.

Perjuangan rakyat miskin perlu kita bantu sebesar-besarnya
Karena itu, adanya berbagai kalangan dari golongan pemuda, mahasiswa, perempuan, pekerja, penganggur, yang ikut menyatukan diri dalam perjuangan rakyat miskin adalah suatu hal yang amat penting bagi tumbuhnya kekuatan rakyat miskin sebagai bagian yang utama dari pendorong perubahan besar dan fundamental di negeri kita. Ikut sertanya berbagai golongan dalam perjuangan rakyat miskin kita patutlah disambut dengan gembira dan dibantu sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya oleh seluruh lapisan masyarakat, yang menginginkan juga adanya perubahan-perubahan besar dan fundamental.

Kita semua perlu memberikan bantuan – dengan segala cara dan bentuk -  kepada mereka  (terutama yang dari kalangan muda, mahasiswa, atau perempuan) yang telah terjun berjuang bersama-sama dengan rakyat miskin. Sebab, kita bisa mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka itu  sudah hidup dalam kekurangan juga. Karena itu, pengorbanan mereka sungguh besar sekali !  Dari sinilah kelihatan benar besarnya perbedaan  dengan  sikap kebanyakan kelas atas atau orang-orang reaksioner dan kaya, yang masih getol menumpuk kekayaan haram dari pemerasan terhadap rakyat banyak.

Mengingat itu semua, maka makin jelaslah bagi kita  sekarang ini, bahwa nasib rakyat miskin yang jumlahnya lebih dari 30 juta (dan sekitar 100 juta kalau dengan yang setengah miskin) tidak bisa diubah oleh pemerintahan- pemerintahan yang menjalankan berbagai politik type Orde Baru dan penerus-penerusnya sampai sekarang. Sebab, berbagai pemerintahan dengan sistem politik yang seperti  sekarang ini,  akan tetap terus menimbulkan persoalan-persoalan yang membikin sengsaranya rakyat dan hanya menguntungkan kelas penghisap yang reaksioner, yang kebanyakan bejat moralnya dan yang busuk akhlaknya, seperti yang bisa kita saksikan bersama dewasa ini.

Dengan tokoh-tokoh seperti yang sekarang menguasai kehidupan negara dan pemerintahan, -- termasuk  DPR dan berbagai lembaga atau partai politik (yang tergabung dalam komplotan Setgab Koalisi)  -- maka mustahillah akan adanya perubahan-perubahan besar  dan fundamental yang menguntungkan rakyat banyak. Karena, mereka akan menentang  -- dengan segala jalan dan cara -- adanya perubahan besar-besaran dan fundamental yang hanya akan merugikan  kepentingan mereka sendiri. Yang banyak mereka lakukan hanyalah rhetorika yang bagus-bagus dan muluk-muluk untuk menutupi segala macam kejahatan mereka terhadap kepentingan bangsa dan rakyat.

Partai-partai politik reaksioner “membeli” suara rakyat miskin
Sekarang makin jelas bagi kita semua, bahwa rakyat miskin dan setengah miskin di negeri kita, yang jumlahnya mendekati 100 juta jiwa itu merupakan salah satu di antara berbagai faktor penting  dalam perjuangan perebutan pengaruh dalam kehidupan politik di negeri kita. Oleh karena itu, berbagai partai politik telah, sedang dan akan terus  mengadakan  segala macam usaha untuk “membeli” suara rakyat (termasuk rakyat miskin)  dalam berbagai pemilu, dengan uang, sembako, pembagian hadiah yang macam-macam, serta janji-janji muluk-muluk yang sering disertai dengan berbagai sumpah dll.

Menurut pengalaman yang sudah-sudah, tidak sedikit dari rakyat miskin yang dapat “dibeli” oleh kekuatan-kekuatan reaksioner ini karena besarnya dana yang bisa mereka gunakan untuk “merebut hati” rakyat, terutama mereka yang  dalam keadaan serba kekurangan. Kita sudah sering mendengar bahwa kebanyakan partai-partai politik yang ikut pemilu harus mengeluarkan beaya yang besar sekali bahkan sampai triliunan rupiah. Kiranya, sudah jelas bahwa dana yang besar-besar itu tidak mungkin mereka peroleh hanya dari iuran anggota atau hanya merupakan sumbangan sukarela dari para simpatisan., melainkan terutama sekali dari segala macam sumber gelap dan  haram.

Tujuan perjuangan rakyat miskin, yang umumnya digerakkan dari bawah oleh dan bersama-sama berbagai aktivis dalam keadaan yang serba sulit, adalah sama sekali berlainan,  bahkan, sangat bertentangan dengan tujuan kebanyakan partai yang ikut pemilu 2009. Kalau partai-partai yang ikut pemilu 2009 itu berusaha dengan segala cara dan jalan (termasuk komplotan yang berbentuk  koalisi atau konfederasi) untuk mengkonsolidasi kekuasaan mereka, maka perjuangan rakyat miskin justru bertujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan besar dan fundamental dalam kekuasaan ini sehingga bisa menjadi kekuasaan politik yang benar-benar pro-rakyat.

Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno  pedoman penting untuk perjuangan
Untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam kekuasaan politik yang sudah berlangsung puluhan tahun sejak rejim militer Orde Baru tidak ada jalan lain, dan juga tidak ada  cara-cara lain,  kecuali mentrapkan inti ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno pada pokoknya menganjurkan atau mengajak seluruh bangsa untuk terus-menerus menggerakkan dan mengkobarkan revolusi, dan melawan segala macam pemerasan dan penindasan terhadap rakyat oleh segala kekuatan reaksioner dalam negeri maupun  luar negeri.

Sepanjang sejarah bangsa Indonesia sampai sekarang, ajaran-ajaran Bung Karno adalah satu-satunya fikiran besar untuk dipakai sebagai pedoman perjuangan rakyat, yang sari patinya masih sangat relevan untuk digunakan  menanggulangi masalah-masalah besar yang dihadapi bangsa dan negara dewasa ini. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah pedoman moral di bidang politik dan petunjuk atau pembimbing dalam perjuangan revolusioner

Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah gudang yang sangat kaya dengan berbagai pedoman besar bagi semua kekuatan yang berjuang untuk kepentingan rakyat miskin, bagi wong cilik, bagi kaum marhaen, bagi kaum proletar dan bagi rakyat banyak lainnnya. Ajaran-ajaran revolusioner Bung Karno adalah petunjuk bagi kita semua untuk menyelesaikan revolusi bangsa Indonesia yang belum selesai.

Paris,  11 Juli 2010     
A. Umar Said

READ MORE [...]

Tidak Bisa Dibeli

Sering kali kita berpikir, apapun bisa dibeli dengan uang..entah itu barang yang sangat mahal, barang yang sangat langka dll. Tapi gak semua yang ada di dunia ini bisa dibeli dengan uang. Tetapi ada yang  tidak bisa dibeli dengan uang.

1. KETULUSAN
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2.KERENDAHAN HATI
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. KESETIAAN
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. BERSIKAP POSITIF
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

5. KECERIAAN
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. BERTANGGUNG JAWAB
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. PERCAYA DIRI
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. BERJIWA BESAR
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. EASY GOING
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. EMPATI
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain

sumber
READ MORE [...]