Manajemen Emosional Pendaki

Mendaki gunung merupakan suatu kegiatan yang melibatkan kekuatan fisik, pengaturan rencana perjalanan, aplikasi keilmuan, dan manajemen emosional.

Manajemen emosional merupakan hal yang paling sering dilupakan oleh para pendaki gunung dalam menjalani aktivitasnya di alam bebas. Manajemen emosional sendiri secara harfiah berarti pengaturan, rencana, dan aplikasi tingkah laku berdasarkan karakteristik mental, sifat, dan kejiwaan. Oleh karena itu tingkat kenyamanan dalam suatu perjalanan dapat ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam memanajemen emosinya.

Gonjess seorang praktisi dunia petualangan pernah berkata dalam suatu kesempatan “ Jika kita ingin merasakan suatu kenyamanan dalam mendaki gunung, kita harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat kita melakukan pendakian “. Adaptasi sendiri dalam hal ini meliputi banyak hal, diantaranya adaptasi karakteristik dan pembawaan kita terhadap adat istiadat masyarakat, alam sekitar, dan teman seperjalanan kita.

Asumsinya seperti ini, jikalau kita seorang akuntan keuangan terkenal tetapi kita ingin mencoba suatu pengalaman baru dengan bergabung ke dalam komunitas tukang semir sepatu. Otomatis kita harus dapat berfikir seperti seorang tukang semir sepatu, jika kita masih tetap berfikir dengan karakteristik seorang akuntan, akan sulit bagi kita untuk merasa nyaman dalam bergabung dengan komunitas tukang semir sepatu.
Ada beberapa tips yang berkaitan dengan manajemen emosional dan karakterisitik dalam pendakian gunung, diantaranya :
  1. Sering melakukan observasi tentang karakterisik emosional masyarakat tempat kita akan melakukan kegiatan pendakian gunung.
  2. Mempelajari budaya dan bahasa daerah masyarakat sekitar tempat kita melakukan kegiatan pendakian gunung.
  3. Selalu bertanya tentang karakteristik diri kita kepada orang-orang terdekat sebagai bahan pembelajaran dan instropeksi diri.
  4. Rajinlah berdiplomasi dengan banyak orang untuik mempertajam daya adaptasi kita terhadap situasi dan kondisi dimana kita dituntut untuk menyamakan pola pikir dengan beberapa orang yang berbeda.
  5. Rajinlah berlatih kemampuan pembatasan diri seperti puasa, menyepi, dll. Agar kita dapat memprediksi efek dari kejiwaan kita terhadap lingkungan sekitar.
Mendaki gunung bukanlah kegiatan yang sederhana jika kita ingin merasakan kenyamanan dalam berkegiatan didalamnya. Kadang mendaki gunung dapat menimbulkan efek jera bagi para penggiat jika mereka tidak mampu memanajemen diri mereka dengan benar.

Meraih puncak gunung adalah reprentasi luapan jiwa seseorang, ia akan lebih sempurna untuk dinikmati jika kita merasa nyaman dalam perjalanan meraihnya.
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.

0 comments:

terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!