Untuk seorang perempuan dia memang sangat mempesona.
Tiap keluar rumah ia selalu mengenakan penutup kepala.
Perempuan lain menyebutnya jilbab.
Aku selalu melihatnya dari kejauhan ketika ia berdandan.
Saat ia memadupadankan warna jilbab dengan pakaian – bahkan tas dan sepatu– yang dikenakannya.
Tutur katanya halus…. suaranya merdu….
Aku sering mendengarnya membaca Al-Qur’an.
Ingin sekali rasanya aku menyapanya, mengungkapkan rasa kekagumanku padanya.
Tapi aku merasa sangat tidak pantas.
Aku mahluk kotor yang tak layak bersanding dengan manusia seindah dia.
Hingga suatu hari kukumpulkan keberanianku
Perlahan aku keluar dari persembunyianku
Aku dekati dia
Ia berteriak
”Ada kecoak………………………”
Itu kata terakhir yang kudengar dalam hidupku
nb: cerita 100 kata,
ide cerita yang mirip pernah dibuat dalam beberapa cerpen pengarang lain
Yogyakarta, 250410
untuk yang suka membunuh kecoa
*Arief Mai Rakhman
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!