Misteri B-07 (sederhana saja)

Gerakan diskusi dan menulis kembali menguat. Stimulan yang hadir dari anak muda yang menghidupkan suasana diskusi di malam-malam kontrakan yang diberi nama B-07. Berbicara tentang nama B-07 sendiri tidak lepas dari peniruan nama kontrakan-kontrakan yang ada di Jogja. Berhubung dalam lingkaran "ikhwah" maka begitu banyak nama kontarakan selalu memakai nama-nama yang menggunakan bahasanya Abu Jahal. Ups, bukan maksud menghina tapi memang Abu Jahal menggunakan bahasa arab, lain ceritanya dengan Karl Marx. Dia tidak bisa menggunakan bahasa arab. Berandai kalau si Karl Marx bisa berbahasa arab, mesti dia akan menjawab bahwa solusi melawan kapitalisme dan perlawanan kelas dengan mencontoh bagaimana Islam menjawab urusan kapital dan kelas.


Kembali pada topik nama kontrakan. Nama-namanya menarik, seperti sedang buat nama anak. Az Zahra, Al Khansa, Tasqiyah, Ar Rijal, Iqra', dan banyak lagi. Awalnya ada usulan untuk menggunakan nama-nama seperti itu di B-07, seperti Mujahidin, Kun fayakun sampai nama Abu Lahab. untuk yang terakhir, Al Qur'an saja mengabadikannya dalam surat Al Lahab. Bukan bermaksud ingin menyaingi Al Qur'an, tapi kami hanya ingin mengabadikannya sebagai peringatan. (bener ga sich?...)

Sebagai salah satu pimpinan kolektif di kontrakan, saya menilai nama B-07 sudah keren. Berbeda dari yang lain. dan B adalah singkatan dari Brotherhood. Sedikit maksa juga kalau menggunakan nama ini tapi terdengar lebih seksi. Seorang anak suku, saudara Babo Sembodo mengikat kita dalam B-07dotCOM, yang berarti Komunitas persaudaraan 07. Sekarang hanya menjelaskan kenapa harus 07, atau kenapa tidak 7.

Sebelumnya saya mohon maaf. Penomoran 07 atau 7 tidak berhubungan dengan kode togel. Apalagi kalau berdasarkan kode togel 07 itu 2 angka yang berarti anjing walaupun di kontrakan sering kedatangan Muso, anjing tetangga dan sebagai pemberitahuan nama Muso juga anak suku yang memberikan.

Setelah membaca catatan ini, saya mohon jangan dipasang nomor ini di kode buntut atau togel. Haram! Termasuk judi. Penjelasan singkatnya, itu cuma nomor rumah. Hanya nomor rumah.

Nama kontrakan anak-anak Medan di Pogung juga unik, Lembaga Pemasyarakatan Pogung Lor (LP PL). Penghuninya memang "gila" dan "penjahat". Sayang, hari ini LP PL sudah tidak ada lagi. Padahal tempat melarikan diri dan diskusi paling tajam setajam silet ada di sana.

Sekian dulu, setidaknya ruang-ruang ngaji, diskusi, aksi, dan pendakian telah lahir dan akan selalu ada dari tempat yang sederhana ini. B-07 kini telah dilengkapi fasilitas internet, bioskop, dan ruang fitnes. Masih sederhanakah?