Mari kita melihat kegiatan kita sehari hari yang sering kita lihat dan mungkin kita juga melakukannya…
Seperti tulisan saya sebelum ini, kita sering mendengar seorang ibu atau ayah mengatakan kepada anak anaknya, “ayo nak, kamu belajar yang rajin, agar kamu nanti ketika besar bisa mencari kerja dengan mudah sehingga kamu dapat dengan mudah mendapat penghasilan”. Sungguh itu adalah suatu kalimat motivasi yang sangat baik. Dan si anak pun mendengar kedua orang tua nya berkata demikian, berusaha untuk mengikuti apa yang dikatakan kedua orang tuanya. Dan Alhamdulillah dengan dia belajar dengan baik, akhirnya dia mencapai sukses di kehidupannya, mendapat pekerjaan yang layak, penghasilan yang cukup, keluarga yang sempurna dan lain lainnya. Kadang ketika kita sudah dewasa pun, orang tua kita mengulangi lagi kalimat tersebut secara tidak langsung, “Alhamdulillah nak, kamu mengikuti kata kata kami, kamu waktu sekolah dulu belajar kamu rajin, kamu tekun skarang kamu menjadi orang yang berhasil, kamu mempunyai banyak uang, keluargamu tercukupi.
Apakah kalimat motivasi tersebut salah? Sungguh tidak, karena apa yang dikatakan orang tuanya terhadap anaknya sangatlah baik, sangatlah positif buat si Anak dan si Orang tua. Tetapi tanpa kita sadari kita telah menanamkan sesuatu hal yang salah pada si Anak tersebut. Salah pada hal apa? Kita salah dalam menanamkan persepsi kepada si anak tentang kehidupan. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW tidak mengajarkan kepada kita bahwa dengan mempunyai penghasilan yang banyak (kekayaan) kita dapat berhasil di kehidupan kita. Tetapi Allah SWT dan Nabi kita mengajarkan bahwa kita belajar itu agar kita mempunyai ilmu.
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujaadilah: 11)
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari hadits Abu Hurairah,
Dengan kita mengatakan kepada si anak bahwa dengan belajar yang rajin kamu dapat dengan mudah mencari penghasilan, artinya secara tidak langsung kita mengajarkan kepada anak anak kita, bahwa tanpa harta kita tidak dapat hidup didunia ini. Bahwa jika kita ingin hidup kita ini senang, kita harus berusaha mencari kekayaan sebanyak banyak. Dan diakhirnya apa yang tertanam di pikiran mereka bahwa mereka harus mencari kekayaan sebanyak banyaknya agar hidupnya tenang.
Anak kita ke sekolah setiap hari, belajar setiap hari, bermain dengan teman, mereka menambah ilmu mereka baik secara langsung dari guru ataupun dari apa yang mereka lihat di lingkungan rumah atau lingkungan disekitar mereka. Dan dari apa yang mereka dapat itu, jadi lah mereka dewasa dengan ilmu yang mereka punyai tersebut. Jika seorang anak berada dilingkungan keluarga yang broken home, sangat mungkin kehidupan dewasanya agar bermasalah. Jika si anak dibesarkan di keluarga yang kuat agamanya, kelak ketika dia dewasa Insya Allah si anak menjadi orang yang baik dunia akhirat.
Seperti tulisan saya sebelum ini, kita sering mendengar seorang ibu atau ayah mengatakan kepada anak anaknya, “ayo nak, kamu belajar yang rajin, agar kamu nanti ketika besar bisa mencari kerja dengan mudah sehingga kamu dapat dengan mudah mendapat penghasilan”. Sungguh itu adalah suatu kalimat motivasi yang sangat baik. Dan si anak pun mendengar kedua orang tua nya berkata demikian, berusaha untuk mengikuti apa yang dikatakan kedua orang tuanya. Dan Alhamdulillah dengan dia belajar dengan baik, akhirnya dia mencapai sukses di kehidupannya, mendapat pekerjaan yang layak, penghasilan yang cukup, keluarga yang sempurna dan lain lainnya. Kadang ketika kita sudah dewasa pun, orang tua kita mengulangi lagi kalimat tersebut secara tidak langsung, “Alhamdulillah nak, kamu mengikuti kata kata kami, kamu waktu sekolah dulu belajar kamu rajin, kamu tekun skarang kamu menjadi orang yang berhasil, kamu mempunyai banyak uang, keluargamu tercukupi.
Apakah kalimat motivasi tersebut salah? Sungguh tidak, karena apa yang dikatakan orang tuanya terhadap anaknya sangatlah baik, sangatlah positif buat si Anak dan si Orang tua. Tetapi tanpa kita sadari kita telah menanamkan sesuatu hal yang salah pada si Anak tersebut. Salah pada hal apa? Kita salah dalam menanamkan persepsi kepada si anak tentang kehidupan. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW tidak mengajarkan kepada kita bahwa dengan mempunyai penghasilan yang banyak (kekayaan) kita dapat berhasil di kehidupan kita. Tetapi Allah SWT dan Nabi kita mengajarkan bahwa kita belajar itu agar kita mempunyai ilmu.
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujaadilah: 11)
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari hadits Abu Hurairah,
Dengan kita mengatakan kepada si anak bahwa dengan belajar yang rajin kamu dapat dengan mudah mencari penghasilan, artinya secara tidak langsung kita mengajarkan kepada anak anak kita, bahwa tanpa harta kita tidak dapat hidup didunia ini. Bahwa jika kita ingin hidup kita ini senang, kita harus berusaha mencari kekayaan sebanyak banyak. Dan diakhirnya apa yang tertanam di pikiran mereka bahwa mereka harus mencari kekayaan sebanyak banyaknya agar hidupnya tenang.
Anak kita ke sekolah setiap hari, belajar setiap hari, bermain dengan teman, mereka menambah ilmu mereka baik secara langsung dari guru ataupun dari apa yang mereka lihat di lingkungan rumah atau lingkungan disekitar mereka. Dan dari apa yang mereka dapat itu, jadi lah mereka dewasa dengan ilmu yang mereka punyai tersebut. Jika seorang anak berada dilingkungan keluarga yang broken home, sangat mungkin kehidupan dewasanya agar bermasalah. Jika si anak dibesarkan di keluarga yang kuat agamanya, kelak ketika dia dewasa Insya Allah si anak menjadi orang yang baik dunia akhirat.
Semua itu hanya karena “Ilmu”. Dengan ilmu kita bisa mengetahui semuanya, kita bisa mengetahui yang salah itu salah, yang benar itu benar, tidak ada lagi yang abu abu diantaranya. Dan begitu juga kita dalam ber-islam, dengan ilmu, maka islam kita akan sempurna.
Hadist nabi SAW, “Pada suatu ketika, syaitan tidak masuk kedalam masjid karena hanya ada seseorang yang tidur didekat pintu masjid, padahal didalam masjid sedang ada beberapa orang yang sholat berjamaah. Ketika ditanya kepada syaitan, mengapa engkau tidak masuk kedalam masjid hai syaitan, dan dia berkata bahwa ada seseorang yang tidur didekat pintu masjid, dan dia mempunyai ilmu yang tinggi dan lagi ikhlas.
Betapa orang berilmu itu jauh lebih menakutkan bagi syaitan dari pada sekelompok orang yang sholat berjamaah didalamnya.
“Selain itu, disebutkan bahwa ulama adalah pewaris-pewaris Nabi. Mereka mewarisi ilmu pengetahuan. Barangsiapa yang mendapatkannya, maka dia beruntung dan memperoleh sesuatu yang besar.” hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya dari Abud Darda’ secara marju’
Janganlah kita menjadi orang yang menanamkan kepada anak kita bahwa harta adalah segala galanya tetapi berusalah kita menanamkan kepada anak anak kita agar menuntut ilmu setinggi langit. Karena pasti kita tidak ingin anak kita menjadi seperti yang di ayat dibawah ini
“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,” (QS. Al Haj : 3)
Karena sungguh semua yang didunia ini, harta, tahta, wanita, hanyalah resiko, kita membutuhkan ilmu agar kita dapat mencari ridho Allah SWT. Tanpa ilmu kita tidak lah mungkin mendapatkan ridho-Nya.
Ya Allah, ampunilah dosa dosa kami.
0 comments:
terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!