Kultwit Sokrates Gunawan Muhammad

1. Mengapa Sokrates? Saya sebut dia sbg Sang Penanya dr Yunani kuno. Ia tak meninggalkan karya berupa buku, tapi ia begitu penting. #Skt

2. Sokrates itu guru Plato, tokoh utama filsafat Yunani kuno. Berdasarkan kenangan Plato ttg gurunya, kita kenal Sokrates. #Skt

5. Sokrates hidup di abad ke-5 dan 4 Sebelum Masehi. Ayahnya seorang pemahat, ibunya seorang bidan. #Skt

6. Sokrates sendiri kelak dianggap sbg “bidan” filsafat. Ia sendiri tak membuahkan sistem pemikiran. Ia membantu pemikiran lahir. #Skt

7. Tapi di waktu muda, ia prajurit yg tangguh. Sbg umumnya warga Athena, ia berperang utk mempertahankan kotanya. #Skt

8. Keberaniannya diakui sejak dlm Perang Peloponnesia. Di Delium, ia orang Athena terakhir yg menyerah kpd pasukan Sparta. #Skt

9. Sokrates, yg rajin melatih tubuhnya, ulung dlm perang krn bisa tahan lapar, lelah dan dingin. #Skt

10. Tapi di kotanya, ia bekerja sbg penatah batu dan pembuat patung. Ia tak tertarik bepergian. Tapi ia bukan suami yg “ideal”. #Skt

11. Istrinya, Xanthippe, mengeluh krn ia mengabaikan keluarganya. Sokrates mengakui itu — tapi tetap tertarik kpd partner sejenis. #Skt

12. Di zamannya, jadi “gay” tampaknya bukan suatu aib. Plato, muridnya, menggambarkan Sokrates yg “mengejar-ngejar pemuda tampan”. #Skt

13. Tapi ia dicintai murid2-nya. Ia hangat, suka humor, tenang. Bibirnya tebal, hidungnya pesek, tubunya melebar, tapi ia menyenangkan. #Skt

14. Satu hal yg istimewa dari Sokrates: ia guru yg tak memungut bayaran. Di masanya ada guru2 yg meminta honor mahal sekali. #Skt

15. Di masa itu guru2 filsafat (disebut “sophistai”, guru kearifan) memang dpt pasar yg baik dari orang kaya yg ingin mendidik anaknya. #Skt

16. Masa itu ada kebutuhan untuk cakap berdebat di Majelis, di peradilan, dan berpikir logis dan jernih. #Skt

17. Waktu itu, lazim ada orang2 berilmu dan cendekia yg berjalan dari kota ke kota, mengajar retorika, ilmu, kenegarawanan. #Skt

18. Tampaknya Sokrates melanjutkan tradisi mengajar itu. Ia sendiri belajar dari filsuf pengembara spt Parmenides, Zeno, Archeleus. #Skt

19. Baginya, filsafat adalah percakapan ttg kebajikan. Dgn itu hidup di-”telaah”. “Hidup yg tak ditelaah tak berharga bagi manusia”.

20. Itu sebabnya, ia menelusur ke dlm keyakinan manusia, dan memergoki orang dgn pertanyaan2 utk dijawab dgn tak sembarangan. #Skt

21. Maka ia ditakuti mereka yg tak mampu berpikir jernih. Tapi ia menyebut diri sbg “lalat pengganggu” – bagi lembu yg nyenyak. #Skt

22. Ia biasa berangkat pagi2 ke pasar, ke gimnasium dan tempat2 orang berkumpul dan melibatkan orang ke dlm diskusi. #Skt

23. “Bukankah jalan ke Athena dibuat untuk bercakap-cakap?”, katanya. Ia seakan-akan tak serius, dan menyebut diri “filosof amatir”. #Skt

24. Tapi pertanyaan2-nya serius: apa yg kau sebut saleh? Dan tak saleh? Adil atau tak adil? Bisakah kau definisikan istilahmu? #Skt

25. Metodenya sederhana: setelah meminta definisi ttg satu istilah yg dipakai orang, ia telaah apa yg kurang dan yg ngaco di situ. #Skt

27. Metode Sokrates, “elenchus” yg memecah soal ke dlm pertanyaan2 – satu pendekatan analitis – kelak berguna bagi metode ilmiah. #Skt

28. Dgn bertanya, satu hipotesa ditelaah. Kalau guyah, hrs ditinggalkan, dan diganti dgn hipotesa yg lebih baik. #Skt

29. Dgn pertanyaan2 itu, keyakinan kita diuji, sejauh mana sahih – dan pertanyaan hrs berani radikal. Itulah dasar filsafat. #Skt

30. Pertanyaan yg radikal menunjam ke akar (“radix”) persoalan. Mis: mengapa kita ada? Benarkah alam semesta diciptakan Tuhan? #Skt

31. Kata Sokrates: “Puncak keunggulan manusia adalah menanyai diri sendiri dan orang lain.” Malas bertanya, sesat di jalan hidup. #Skt

31. Krn bertanya melulu, Sokrates menjengkelkan. Tapi spt sdh disebut di atas, menempatkan diri sbg “lalat pengganggu”. #Skt

32. Krn “lalat pengganggu” itu, kita tak bisa lelap dlm dogmatisme. Dogma menolong kita utk tak gelisah, tapi itu ketenangan semu. #Skt

33. Tapi apa jawabannya, setelah Sokrates bertanya? Sokrates selalu bisa mengelak. Ia hanya “filosof amatir”, katanya.#Skt

34. Musuh2-nya menyerang Sokrates: orang ini cuma membongkar dan tak pernah membangun. #Skt

35. Sokrates mengakui itu. Tapi “dewa2 memaksaku untuk jadi seorang bidan, dan melarangku melahirkan.”#Skt

36. Memang dari pertanyaan2-nya, para muridnya kemudian mencari jawab. Dlm proses itu lahir pemikiran penting dan pemikir besar. #Skt

37. Dan sesuai dgn sikapnya yg menggugat setiap doktrin, murid2-nya tak mengembangkan satu ajaran tunggal. #Skt

38. Plato kemudian dikenal sbg bapak Idealisme. Muridnya yg lain, Aristippus, meletakkan dasar epikuranisme. Dst. #Skt

39. Tak berarti tak ada jejak pemikiran Sokrates. Dialektika-nya diteruskan Plato, lalu Aristoteles jadi logika yg kukuh selama 19 abad.#Skt

40. Dlm ethika, Sokrates boleh dikatakan yg memulai kesadaran bhw “hati nurani” lebih utama ketimbang hukum. #Skt

41. Ttg yg terakhir, itu tak cuma diucapkannya dgn pidato. Ia tunjukkan keyakinannya ketika ia dihukum mati. #Skt

42. Kenapa Sokrates dihukum mati oleh penguasa Athena? Ada yg bilang: krn ia “lalat pengganggu” iman yg melemahkan agama.#Skt

43. Di Athena yg konservatif, Sokrates memang dituduh tak beragama. Tapi ia ikut upacara agama. Mungkin baginya agama itu pemersatu. #Skt

44. Ia tak mengklaim ia tahu ttg hidup setelah mati. Ia tak mau bicara ttg dewa2. “Tentang dewa2 kita tak tahu apa2″, katanya.#Skt

45. Tanpa melibatkan dewa2, ia tak mendasarkan moralitas kpd sesuatu yg kekal di luar alam ini. #Skt

46. Dlm “Euthyphro” Sokrates dikutip: apa yg baik bukan baik krn disetujui dewa2. Tapi dewa2 menyetujuinya krn itu memang baik.#Skt

47. Konsepsinya ttg kebaikan tak didasarkan kpd alasan theologis, dikaitkan dgn Tuhan. Kebaikan itu berkaitan dgn guna bg hidup #Skt

48. Kebajikan (arete) bagi Sokrates bukanlah ditandai keadaan tanpa dosa, melainkan ulung dlm hal kearifan dan pengetahuan. #Skt

49. Sokrates demokratis dlm percaturan pendapat: tak ada pihak, juga sang guru, yg dianggap lebih tahu. Tapi ia antidemokrasi. #Skt

50. Baginya demokrasi itu tak masuk akal. Pemungutan suara utk memilih politisi? Kita tak toh memilih jurumudi dgn pemungutan suara.#Skt

51. Syahdan, salah satu muridnya, Critias, memimpin gerakan dgn kekerasan utk menumbangkan demokrasi, Sokrates ikut tertuduh.#Skt

51. Ia ditangkap dan dihukum mati: ia hrs minum racun. Dgn tenang ia menerima itu. Ia menolak utk lari. Ia setia kpd negerinya #Skt

52. Ribuan tahun ia dikenang sbg “lalat” yg membuat lembu bangun dan kuda bergerak. Kita perlu Sang Penanya agar kita tak buta tuli.#Skt

53. Terutama di masa ketika orang dgn membutatuli ikut ajaran, dan dgn itu berkelahi habis2-an. Misalnya atas nama agama. #Skt

54. Dan kita tak berani bertanya, spt pertanyaan; apakah manusia utk agama, atau agama utk manusia? #Skt

55. Juga tak bertanya: Adakah agama itu kendaraan utk ke surga, atau pembawa damai ke kehidupan dunia? #Skt

56. Islam is the Answer. Jesus is the Answer. The Book is the Answer. Kita takut akan Pertanyaan – dan tak mau mengakui kita takut #Skt

Gunawan Muhammad/ @gm_gm
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.

0 comments:

terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!