Youth Care Community (sebuah latar belakang)

Apa yang terlintas dalam benak kita tentang kemiskinan? Apapun itu, kemiskinan sepertinya telah menjadi pemandangan biasa dalam kehidupan kita. Hampir di setiap perempatan jalan kita melihat pengemis dan gelandangan yang menjadi wajah buram kemiskinan di sekitar kita.  Mungkin karena sering melihatnya, kita menjadi kurang empati dan peduli terhadap nasib yang menimpa saudara-saudara kita tsb. Padahal orang miskin (kaum dhuafa) jumlahnya mencapai 17,75 % dari 220 juta penduduk kita, kira-kira 39 juta orang!!!. Jumlah yang fantastis.

Ada baiknya sekali-kali kita merenung dan menyelami apa yang dirasakan saudara kita yang 39 juta orang itu, makan hanya sekali sehari bahkan sering tidak makan berhari-hari, tidur dipinggir jalan atau ditempat seadanya, tidak sekolah atau kuliah seperti kita, tidak pernah rekreasi ataupun jalan-jalan, dan hari-hari mereka dipenuhi tanda tanya apa yang bisa dimakan untuk sekedar mengganjal perut. 

Nasib mereka seperti lingkaran setan yang tak berujung. Karena orang tua mereka miskin/dhuafa, anak mereka akan senasib karena tidak bisa sekolah atau kuliah dan hanya jadi pemulung, pengamen, pengemis, atau buruh rendahan. Sementara amanah bagi kita (baik lewat Al-Qur’an atau UUD 1945) adalah mengentaskan kemiskinan. Dan semua itu bisa membuat kita tergerak dan membantu bila kita memiliki satu kata, kepedulian. Peduli pada nasib saudara-saudara kita yang tidak beruntung. Dan peduli tidak harus setelah kita jadi orang kaya lho…

Ada fakta yang fantastis. Sebagian dari orang miskin yang kadang kita anggap malas dan bodoh, ternyata memiliki niat dan keinginan kuat untuk BERSEKOLAH. Sekolah untuk memperbaiki nasib. Ini fakta yang setidaknya bisa kita lihat di Yayasan Sabilul Huda. Sebuah yayasan sederhana dengan spirit besar membebaskan para dhuafa dari kemiskinan. 

Di Sabilul Huda, puluhan anak usia SD-SMA tinggal dan belajar di sana, juga sekolah di sekolah-sekolah yang ada disekitar pondok. Mereka inilah anak-anak pemberani dan hebat yang ingin berilmu dan menaikkan derajat hidup diri dan keluarga mereka, yang berkemauan kuat untuk sekolah. Sayang kemampuan Sabilul Huda untuk menghantarkan mereka masih sangat terbatas. Banyak calon santri yang tidak tertampung karena keterbatasan fasilitas dan dana.

Berangkat dari keresahan itulah, kami pemuda-pemudi yang sering silaturahim ke Sabilul Huda berinisiatif membuat sebuah komunitas sosial. Komunitas yang bertujuan mengangkat harkat orang-orang miskin/dhuafa dari kemiskinan, melalui pendidikan yang gratis, berkualitas dan menanamkan keimanan dan moralitas. Komunitas sosial yang dikemudian hari diharapkan tidak hanya mampu menjadikan Sabilul Huda sebagai wahana membebaskan orang-orang miskin, namun juga berkontribusi di tempat-tempat lain yang menjadi kantong kemiskinan. 

Kami yakin dengan kepedulian dan upaya bersama, kita dapat membantu saudara-saudara kita keluar dari lingkaran kemiskinan. Dan Insya Allah kita akan mendapat ganjaran pahala dari Allah sebagai amal jariyah (amal yang tidak terputus aliran pahalanya) selama anak-anak yang kita bantu dan meningkat kualitas hidupnya, terus beramal, berilmu dan mengamalkannya.
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.

0 comments:

terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!