Aku 'Menakutkan'
Posted by
Maringan Wahyudianto, SH
Labels:
celoteh
Di lereng-lereng
para peminum
mendaki gunung, mabuk
kadang mereka terpeleset,jatuh
dan mendaki lagi...
memetik bulan
di puncak
Ada yang bilang aku 'menakutkan'. kudapatkan kata itu dari seorang perempuan. Dia sering mendapat cerita tentangku dari temannya yang juga teman dekatku. teman itu sering bercerita tentangku, pertama kali bertemu saat Daurah Marhalah II KAMMI DIY di Klaten. Aku saat itu memang terlihat tidak seperti ikhwan lainnya yang menjadi peserta di daurah tersebut. punya slogan 'ikhwan fuhrer', rambut gondrong dan memakai sandal jepit berbeda warna. Tentang sandal itu, aku lupa warnanya, hijau dan biru atau biru dan hijau. Menurut cerita perempuan itu via telepon, teman itu mengatakan selain beda warna, sandal yang kugunakan sandal sebelah kanan semua. Aku tertawa ngakak mendengar cerita itu. Masa aku lupa kelakuan konyolku.
Yang kuingat, saat DM II itu, Mytha, sahabatku bercerita aku dapat fans, itu saja. Dia temanku yang kuceritakan sebelumnya. Pasca DM II pun di KAMMI UGM, mytha masih sering memperolokku. Tapi siapa sangka 'fans'ku itu kini menjadi teman dekatku, saudariku, adikku. Kalau di UGM, aku kira aktifis KAMMI yang sedikit nyeleneh aku saja. Aku senang tampil apa adanya. Free. Banyak yang mengatakan sudah saatnya aku merubah penampilan. Pernah kucoba tapi aku seperti anak SLTP. Terlihat bodoh, mungkin dalam pandanganku.
mereka oleng
tapi mereka bilang
–kami takkan karam
dalam lautan bulan–
mereka nyanyi nyanyi,jatuh
dan mendaki lagi
Perempuan itu mangatakan, dia ingin tau siapa sih yudi itu yang 'menakutkan'. Akhirnya kali pertama bertemu kita biasa saja, aku tidak tau pandangan selanjutnya terhadapku. 12 Juli 2008, pendakian gunung Sumbing, aku berkenalan dengannya. Semua tampak biasa saja. Aku pun berlaku biasa saja. Leader pendakian, aku terkonsentrasi agar tim yang kubawa aman dan selamat. Namun perempuan itu membuatku terpesona dengan semangatnya. Pertama kali ikut mendaki gunung walaupun tidak sampai puncak.
Aku teringat ketika turun gunung, beberapa kali harus lari ke depan dan kembali ke belakang. Dibelakang, Echa turun gunung dengan kepayahan. Harus dipapah mbak Eva bahkan. Berulang kali jatuh, bangun dan jalan kembali. Tetapi ada yang lain, perempuan itu bersemangat tatkala turun, walaupun aku tau, asiknya dia turun bukan tanpa kendala. Saat aku turun dan menjumpainya di Pos I, kita tak banyak bicara.
"jalannya mana pak", katanya.
"itu", sambil kutunjukkan dengan tangan kananku.
"duluan ya pak", lanjutnya.
Aku hanya mengangguk.
di puncak gunung, mabuk
mereka berhasil memetik bulan
mereka menyimpan bulan
dan bulan menyimpan mereka
Aku sadar, bagaimana dan apa mauku. Don't judge the book by its cover, pepatah memang mengatakan demikian. Tapi buatku, tidak masalah. Silahkan lihat luarku saja. Aku adalah diriku. Hanya aku dan Rabb-ku yang tau siapa aku. Hakimi aku dengan caramu dan kalian. I am free. Sebebas camar di pantai atau elang yang mengangkasa.
'Thanks Rabb, You created me, her, mountain, beach, sea, and all of you'
di puncak
semuanya diam dan tersimpan
(Sajak oleh Sutardji Calzoum Bachri)
08 June, 2009
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!