Sucsess Skills for Agent of Change

Mahasiswa mungkin akan selalu menyandang predikat sebagai agent of change (Agen Perubahan). Tidak salah kalau melirik ke sejarah cina, peristiwa Tiananmen atau barangkali di Indonesia sendiri peristiwa Tritura, Tragedi Trisakti dan lainnya sebagai saksi sejarah betapa mahasiswa mampu menjadi jiwa-jiwa revolusioner.

Terlepas dari sejarah, lalu bagaimana sekarang? Mahasiswa kini dituntut lebih sigap terhadap suatu perubahan, apalagi jelas akan menghadapi tantangan dunia ketenagakerjaan yang menuntut totalitas kemampuan mahasiswa yang lebih aplikatif ataupun berkompetensi global sehingga hanya satu kata untuk seorang mahasiswa yaitu sukses.

Menurut L. M. Spencer, ada 6 kompetensi yang dapat dijadikan ukuran kesuksesan, yaitu skill, knowledge, cognitive processing, perception, self concept dan motivation . Skill, knowledge, cognitive processing itu dapat dilihat namun perception, self concept dan motivation butuh waktu untuk dikembangkan makanya butuh suatu pemahaman sendiri baik orang tua, guru, dosen maupun mahasiswa.

Oleh karena itu perlu sistematika pelatihan terhadap mahasiswa guna menciptakan mahasiswa yang dapat berkompetensi global, antara lain :
1. Living Skills
Secara singkat mungkin dapat diartikan pembangunan karakter pribadi sukses bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa senantiasa digerakkan nilai-nilai kemanusiaan seperti : integritas, pengendalian diri, keberanian, kesederhanan dan sebagainya.
2. Learning Skills
Pelatihan ini akan meliputi pengenalan kepada 4 keterampilan dalam proses pembelajaran yang mandiri dan aktif, yaitu mengenali gaya belajar, bagaimana membuat catatan yang efektif, membaca dengan cepat dan belajar dengan pemikiran yang kritis.
3. Thinking Skills
Hampir dalam keseharian, kita selalu dihadapkan dengan masalah-masalah, baik besar atau kecil, penting atau tidak penting, rumit atau sederhana maka diperlukan Problem solving dan Decision making sebagai mahasiswa untuk menuntaskan masalahnya.
4. IESQ Skills
Jika selama ini mahasiswa UGM sering kali dirasakan kurang mampu mengekspresikan diri, kurang mampu tampil menarik dalam presentasi, lemah dalam negoisasi. Hal ini semata-mata bukanlah persoalan ketidakmampuan dalam tataran skill tetapi lebih merupakan adanya konstruksi diri sebagian besar mahasiswa dam konstruksi sosial yang menyebabkan mereka bertindak demikian. Seringkali orang terjebak dalam teknik dan keterampilan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa namun, seringkali orang melupakan struktur dasar yang membentuk mengapa mahasiswa kurang optimal dalam mengekspresikan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu diperlukan sinergisitas antara Intellegence, Emotional, Spiritual Quotient mahasiswa menuju kompetensi global.
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.

0 comments:

terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!