Pendidikan Berkarakter

Ketika membaca Toto-Chan maka dengan terkagum-kagum bagaimana sebuah konsep pengajaran ideal yang harusnya dapat dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar. Namun, sebenarnya dinegara tempat Toto-Chan berasal, yaitu Jepang, konsep pengajarannya secara umum tidak seperti itu. Disiplin tinggi dan ketat mewarnai proses belajar, maka tidak salah jika yang terbentuk adalah orang yang memiliki disiplin tinggi bahkan cenderung kaku.

Disisi lain kita perlu melihat model pengajaran yang diterapkan di Negara-negara Eropa, kita ambil contoh Finlandia. Disana sejak kecil yang diajarkan bukanlah menghitung ataupun membaca, tapi pelajaran-pelajaran pembentukan kepribadian. Anak-anak sejak kecil sudah diarahkan bagaimana mengekspresikan dirinya sendiri, menjadi apapun yang mereka inginkan. Maka, yang terbentuk dari metode ini adalah orang dengan sikap percaya diri yang tinggi.

Dua model pengajaran diatas berbeda dan jauh bertolak belakang, namun tetap mampu membentuk model manusianya masing-masing. Namun, yang perlu dilihat kembali adalah ternyata model-model tersebut tidak memiliki ruh sesungguhnya dari proses pendidikan. 

Dari hasil penelitian, angka bunuh diri pelajar yang tinggi merupakan akibat dari model belajar yang over disiplin atau lebih kearah kaku yang tidak memberi ruang yang cukup untuk para murid berekspresi, akhirnya yang terjadi adalah rasa monoton yang dihadapi oleh sebagian besar pelajar Jepang. Karena perasaan monoton inilah, mereka tidak segan-segan untuk bunuh diri. 

Di Finlandia sebagaimana layaknya negara-negara Eropa lainnya, kebebasan berekspresi memang sangat diagungkan disana, kita lihat bagaimana setiap individu disana memiliki menunjukkan dirinya sesuai apa yang dia inginkan. Akan tetapi, disisi lain terjadi adalah kebebasan yang dimiliki oleh individu-individu disana tidak dibingkai oleh pembentukan moral yang sehat. Maka, yang terjadi adalah kebebasan gaya hidup yang “kebablasan”.

Kedua model diatas mungkin memiliki nilai lebih dalam membentuk karakter masing-masing yang ingin dibentuk. Namun, bukan karakter yang memiliki dampak negatif seperti itulah yang kita harapkan. Karakter penuh kesadaran yang bertanggung jawab adalah yang kita inginkan. Sadar atas tindakannya, dan bertanggungjwab atas apa yang diperbuatnya.
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.

0 comments:

terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!