Inisiasi Ilmu Budaya
“Cintaku di Kampus Biru” , Dibelokkan
Inisiasi kampus merupakan sebuah perhelatan akbar yang diadakan setiap tahun untuk memperkenalkan kondisi kampus kepada mahasiswa baru. Keberadaan inisiasi kampus yang hanya dilaksanakan setahun sekali ini tentunya tidak disia-siakan begitu saja. Pun di fakultas Ilmu Budaya tidak mau melewatkan kegiatan yang merupakan pintu gerbang mahasiswa baru untuk paham keadaan kampus yang baru dimasukinya.
Inisiasi kampus yang seharusnya sarat dengan kultur pendidikan ternyata “dibelokkan” arahnya ke dalam kultur hedonisme yang cenderung “hura-hura”. Teknis acara semacam inipun sebenarnya jauh keluar dari konsep awal dimana tema realitas kehidupan mahasiswa menjadi dasar konsep SmBJ ( Sastra mBangunn Jiwa –red ) yaitu “Buku, Pesta, Cinta dan Jalan”. Seperti awal pemilihan tema, buku diibaratkan sebagai mahasiswa yang dituntut untuk berwawasan global, pesta adalah kalangan mahasiswa yang hanya mementingkan duniawi saja, cinta digambarkan sebagai hal yang lumrah terjadi dikalangan mahasiswa, sementara jalan diibaratkan sebagai aktifis yang sering menyoroti kebijakan-kebijakan pemerintah.
Sayangnya sebuah konsep inisiasi kampus yang telah disusun secara apik malah dikacaukan pada tataran teknis, sehingga yang ada dilapangan hanya diangakat tema cinta dengan garnd tema “Cintaku di kampus Biru”. Dilihat dari sisi pendidikan, jelas SmBJ di fakultas Ilmu Budaya bias dikatakan sangat tidak mendidik. Mulai dari nama kelompok, bentuk penugasan, bahkan yel-yel dan lagu-lagu yang dinyanyikan cenderung membawa mahasiswa kearah hedonisme.
Selain kebobrokan pada konsep acara, terdapat banyak pelanggaran yang dilakukan oleh piranti panitia SmBJ 2005. Sesuai dengan SK Rektor UGM telah diputuskan bahwa inisiasi di UGM dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 16.00, tetapi oleh kepanitiaan SmBJ maba (mahasiswa baru ) diwajibkan datang maksimal pukul 06.00, bahkan sebelum pukul 06.00 mahasiswa sudah dibentak-bentak oleh kamtib ( keamana dan ketertiban-red ). Sementara waktu kepulangan molor sampai pukul 17.00 dimana tidak ada waktu untuk sholat Ashar.
Pelanggaran lain seperti pressure masih terjadi, bahkan hal ini merupakan sebuah settingan dari panitia tanpa ada tujuan yang jelas. Presure dilakukan pada hari kedua dan hari terakhir di dalam auditorium Fakultas Ilmu Budaya dalam keadaan gelap karena jendela tertutup rapat dan lampu dimatikan. Bentakan yang terjadi beturut-turut dan merupakan sebuah rangkaian selama 15 menit ditambah minimnya sirkulasi udara yang masuk membuat banyak peserta yang ”ambruk” bahkan korban mencapai 10 orang. Sementara pada hari terakhir ada peserta yang kejang dan kambuh asmanya walaupun tidak sampai dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan mahkamah yang dibentuk sebagai antisipasi adanya pelanggaran semacam ini seolah tidak berfungsi dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Pihak dekanat pun tidak tahu menahu apa yang terjadi karena informasi yang ada telah ditutup rapat oleh panitia.
Pelanggaran-pelanggaran semacam ini pasti akan terus terjadi ketika tidak kontrol dari semua pihak, baik pihak rektorat, dekanat, dan mahasiswa itu sendiri. Hal semacam ini seharusnya juga menjadi sebuah koreksi besar bahwa masih banyak penyimpangan-penyimpangan di dalam sebuah inisiasi kampus.
catatan pada inisiasi fak. ilmu budaya 2005
Cintaku di Kampus Biru, 'Dibelokkan'
Posted by
Maringan Wahyudianto, SH
Labels:
Gadjah Mada
06 March, 2009
You liked this post? Subscribe via RSS feed and get daily updates.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
terima kasih atas kunjungannya. silahkan menuliskan saran, kritik atau komentar apapun dalam kotak komentar dibawah ini :) dan bila ingin mengkopi, tolong sertakan link dan sumber. tabik!